Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penataan Kawasan Medan Belawan Bahari Ditargetkan Rampung Akhir 2023

Kompas.com - 14/10/2023, 11:51 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan penataan kawasan Medan Belawan Bahari di Sumatera Utara rampung akhir tahun ini.

Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Wahyu Kusumosusanto mengatakan, saat ini progres pengerjaan penataan pemukiman kumuh ini sudah mencapai 30 persen.

Meski progresnya masih sedikit, namun dia optimistis penataan akan dapat selesai di akhir tahun ini lantaran pengerjaannya cukup simpel, yakni hanya menutup salah satu pintu air sehingga air dan sampah dari laut tidak masuk ke pemukiman.

Baca juga: Link PDF PPPK 2023 Kementerian PUPR, Usia Pelamar Maksimal 57 Tahun

Kemudian pengerjaan penyediaan infrastruktur dasar seperti air bersih, sanitasi, drainase, dan jalan juga sedang dikerjakan.

"Per hari ini sudah 30 persen, tapi akan kekejar karena pekerjaannya enggak terlalu rumit, enggak terlalu besar," ujarnya saat ditemui di Indonesia Arena Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (12/10/2023).

Kawasan Medan Belawan Bahari merupakan kawasan pemukiman yang rawan banjir rob karena diapit oleh muara Sungai Belawan dan Deli.

Baca juga: PUPR Kebut Pembangunan Rumah Jabatan Menteri di IKN

Wahyu mengatakan dalam sehari kawasan pemukiman yang diisi oleh sekitar 350 kepala keluarga (KK) ini bisa tergenang air selama 9-12 jam akibat banjur rob, pasang surut air laut, dan saluran air.

Oleh karenanya, pihaknya menggandeng Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR untuk menutup salah satu pintu air.

Kemudian setelah ditutup dan sampah-sampah dibersihkan, barulah akan dilakukan penataan baik dari sisi perumahan, lingkungan, hingga jalan setapak di kawasan tersebut.

Baca juga: Menteri PUPR: Saya Akan Jadi Salah Satu yang Pertama Tinggal di IKN

Selain itu, pihaknya juga berkolaborasi dengan PT Pertamina (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk pengerukan sampah di area kanal milik Pertamina dan penghijauan sempadan rel milik KAI dengan tanaman tahan air. Saat ini kedua pengerjaan tersebut sedang berjalan.

"Kebetulan kanal ini adalah di bawahnya pipa gas Pertamina, di sini ada rel kereta api. Nah kita mencoba berkoordinasi dengan mereka boleh enggak ini dibersihkan supaya ini menjadi kering dan kemudian tempatnya kita pakai untuk tempat rekreasi masyarakat setempat, jogging track, dan seterusnya," ungkapnya.

Tidak hanya tempat rekreasi, Kementerian PUPR juga akan menyiapkan tempat pengeringan ikan asin di bantaran sungai lantaran penduduk kawasan tersebut sebagian besar merupakan penghasil ikan asin.

Baca juga: Kementerian PUPR Sebut Ada Proyek PSN yang Molor

Mengingat permasalahan yang terjadi di kawasan pemukiman ini bukan hanya banjir, sampah, dan kekumuhan tetapi juga kemiskinan ekstrem.

Pihaknya juga berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR untuk memperbaiki beberapa rumah. Namun perbaikan rumah ini juga diupayakan dilakukan oleh pihak swasta dengan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

"(Ditargetkan selesai) tahun ini, Desember. Ini sedang berjalan, kalau teman-teman mungkin sempat ke Medan itu sedang berjalan kegiatan ini," tuturnya.

Baca juga: Kementerian PUPR Garap Landasan Pacu Bandara VVIP di IKN

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com