Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Indonesia Bangun Pabrik Baru Senilai Rp 10,52 Triliun

Kompas.com - 14/10/2023, 10:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui anak usahanya, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri) akan membangun pabrik baru di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) yang disebut Pusri IIIB.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo berharap, proyek pembangunan pabrik tersebut mampu memastikan ketersediaan pupuk untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan nasional.

"Kita tahu bahwa saat ini ketahanan pangan menjadi isu utama, maka bagaimana kita mengelola produksi pertanian, dan ini tetap menjadi tantangan ke depan," ujarnya dalam acara Penandatanganan Perjanjian Kredit Pendanaan dan EPC Proyek Pusri-IIIB di Hotel The Langham, Jakarta, Jumat (13/10/2023).

Baca juga: Pasokan Pupuk Dipastikan Aman untuk Masa Tanam I 2023-2024

Adapun proyek pembangunan pabrik Pusri-IIIB membutuhkan investasi senilai 670 juta dollar AS atau setara Rp 10,52 triliun (asumsi kurs Rp15.702 per dollar AS) dengan masa konstruksi sekitar 40 bulan.

Sebagian pendanaan pada proyek tersebut didapat melalui mekanisme sindikasi yang terdiri dari delapan bank, yakni bank BUMN, swasta, dan bank pembangunan daerah (BPD) dengan nilai kredit investasi sebesar Rp 9,32 triliun.

Terdiri dari BNI, Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Jabar Banten (BJB), dan Bank Sumsel Babel (BSB).

Baca juga: Stok Pupuk Subsidi Aman, Distribusinya Dijamin Lancar

Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, pabrik anak usahanya itu akan dibangun menggunakan teknologi rendah energi sehingga lebih efisiensi dan ramah lingkungan. Dengan demikian, berdampak pada peningkatan produktivitas pabrik.

"Pabrik ini akan menggantikan pabrik yang lama. Perbedaan antara yang lama dengan yang baru ini, untuk amonia-nya saja itu akan menghasilkan efisiensi hampir 47 dollar per hari, atau sekitar 32 juta dollar per tahun," jelas Rahmad.

Pengerjaan pabrik Pusri IIIB ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2027 mendatang.

Baca juga: Imbas Kekeringan, Serapan Pupuk NPK Bersubsidi di NTT Belum Maksimal

Nantinya, pabrik Pusri IIIB akan menggantikan pabrik Pusri-III dan Pusri-IV yang sudah tua. Pabrik Pusri-IIIB akan memiliki kapasitas produksi amonia 445.500 ton per tahun dan pupuk urea 907.500 ton per tahun.

Sementara dari sisi penggunaan energi, pabrik Pusri-IIIB menggunakan teknologi low energy dengan rasio konsumsi energi untuk produksi urea sebesar 22 MMBTU/ton dan amonia 32,89 MMBTU/ton.

"Dengan meningkatnya efisiensi, kami tentunya berharap bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi, termasuk bersaing di pasar regional dan internasional," kata Radmad.

Baca juga: Beri Jaminan Penyediaan Pupuk Nonsubsidi, Petrokimia Gresik Klaim Bantu 21.403 Petani

Direktur Utama Pusri Palembang Tri Wahyudi Saleh menambahkan, pabrik Pusri-III dan Pusri-IV yang merupakan pabrik eksisting telah berusia lebih dari 40 tahun. Oleh seab itu, diperlukan revitalisasi pabrik untuk mendukung produksi pupuk dalam negeri.

"Kami perlu melakukan revitalisasi (pabrik), dalam rangka efisiensi, ramah lingkungan, dan juga meningkatkan daya saing," ucapnya.

Tri pun menyakini, proyek revitalisasi pabrik Pusri-IIIB akan memiliki dampak positif pada perekonomian daerah dan nasional. Lantaran, bakal membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, serta membuka peluang ekonomi lainnya.

Baca juga: Genjot Produksi, Pupuk Indonesia Grup Amankan Pasokan Gas dari 5 Perusahaan Migas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com