Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KCIC "Pede" Bos-bos Rela Bayar Rp 600.000 demi Kereta Cepat Whoosh

Kompas.com - 18/10/2023, 09:22 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh sudah bisa dijual mulai pekan ini. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai pengelola menetapkan tiket promo sebesar Rp 300 ribu untuk harga perdana Kereta Cepat Whoosh untuk semua rute.

Harga tiket tersebut sudah termasuk layanan KA Feeder gratis. KA Feeder tersebut akan berhenti di Stasiun Padalarang, Cimahi, dan Bandung.

Kereta Cepat Whoosh sendiri melayani rute perjalanan Halim-Padalarang pulang-pergi, dan Halim-Tegalluar pulang pergi. Bagi penumpang tujuan Kota Bandung, harus berganti kereta feeder di Padarang.

Nantinya, KCIC juga berencana memberlakukan tarif first class dengan layanan gerbong yang lebih mewah. Tarif tiketnya dibanderol Rp 600 ribu sekali perjalanan atau Rp 1,2 juta untuk pulang pergi.

Baca juga: Ibu Kota Pindah ke IKN, Faisal Basri: Mati Itu Kereta Cepat

Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi membeberkan tarif sebesar Rp 600.000 itu bisa saja diterapkan karena memang menargetkan segmen kelas atas seperti bos-bos besar.

"Tarif itu persepsi sih. Kalau Rp 600.000 first class ya kan kita nyasarnya juga bos-bos. Bos-bos memang mikir akses? Mikir waktu," ujar Dwiyana dikutip pada Rabu (18/10/2023).

Dwiyana mengklaim, dengan waktu tempuh sekitar 45 menit dan harus transit di Padalarang jika hendak ke Bandung, Kereta Cepat Whoosh bakal diminati para eksekutif yang lebih mementingkan waktu ketimbang ongkos tiket yang dikeluarkan.

Bahkan, ia mengaku sudah menerima banyak testimoni selama masa uji coba gratis, kalau banyak penumpang Whoosh yang mengaku lebih memprioritaskan waktu perjalanan yang lebih singkat dibandingkan dengan mode transportasi lainnya.

Baca juga: Kata Faisal Basri, Kereta Whoosh Balik Modal Bisa sampai 1 Abad Lebih

"Ini kan sebagian ngomong ke saya ya. 'Pak, saya udah nyoba 3-4 kali kereta cepat nih. Kemarin naik mobil 3,5 jam. Jet lag katanya'. Itu namanya membuat mereka tergantung sama kita, yang semula kebutuhan jadi bergeser keinginan," ungkap dia.

Lanjut Dwiyana, pihaknya juga akan memberlakukan tarif penyesuaian yang bisa berubah-ubah sewaktu-waktu sebagaimana yang berlaku pada harga tiket pesawat udara.

Dalam penyesuaian tarif, harga tiket bisa lebih mahal, contohnya saat peak season seperti saat musim liburan maupun akhir pekan di mana permintaan meningkat.

"Tarif itu, kan kita bisa pakai dynamic pricing. Kayak pesawat, kapan naik, kapan turun tergantung strategi perusahaan kan. Waktu offpeak, kita turunin. Waktu holiday season atau weekend, kita naikin. Biasa kan itu sebenarnya," papar dia.

Baca juga: Dilema Kereta Cepat: Penumpang Tujuan Kota Bandung Harus 2 Kali Naik

Prediksi Faisal Basri

Sementara itu Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri khawatir proyek ratusan triliun rupiah ini sulit balik modal bila penumpangnya tidak mencapai target.

Ia menilai salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. Ini karena Whoosh bakal kehilangan potensi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang biasa melakukan perjalanan dinas dari Jakarta ke Bandung atau sebaliknya.

“Dulu belum ada pemindahan ibu kota jadi PNS yang tugas atau business trip ke Bandung wajib naik kereta sekarang sudah tidak ada lagi. Pindah ibu kota selesai deh faktor negara yang mendorong pegawainya untuk menggunakan kereta," beber Faisal Basri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com