Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekam Jejak Mentan Amran Sulaiman, Pernah Bersitegang dengan Mendag

Kompas.com - 25/10/2023, 21:53 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menunjuk Amran Sulaiman menjadi Menteri Pertanian (Mentan) menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang beberapa waktu lalu mengundurkan diri karena terseret kasus dugaan korupsi.

Amran Sulaiman resmi dilantik Jokowi menjadi menteri pertanian pada Rabu (25/10/2023) pagi ini. Amran sejatinya buka orang baru di kabinet Jokowi. Maklum, ia pernah menempati posisi Mentan pada periode 2014-2019.

Banyak pihak yang menyayangkan penunjukan Amran sebagai menteri urusan pangan ini. Ini karena ia dulu dianggap gagal melakukan swasembada beras, jagung, dan kedelai.

Padahal, tiga komoditas pangan tersebut menjadi prioritas di pemerintahan periode pertama Jokowi. Ketiganya juga sampai saat ini masih bergantung impor.

Baca juga: Rekam Jejak Amran Sulaiman, Mentan yang Dulu Gagal Swasembada Beras

Bersitegang dengan Mendag

Pada 2016, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, sempat berselisih paham dengan Thomas Lembong yang saat itu menjabat Menteri Perdagangan terkait impor beras dan data produksi.

Andi menyampaikan, selama setahun kepemimpinannya Indonesia tidak lagi melakukan impor beras karena stoknya melimpah ruah. Namun, pernyataan sebaliknya justru diragukan oleh Thomas Lembong.

Thomas mengatakan, pemerintah masih melakukan negosiasi terkait rencana impor beras dari Vietnam dan Thailand. Alasannya, produksi beras nasional sangat rawan sehingga bisa memicu kenaikan harga.

Keduanya kerapkali meninggikan ego dan menganggap data pangan dari masing-masing kementerian yang dipimpinnya paling benar. Padahal, kedua menteri tersebut seharusnya saling bersinergi.

Baca juga: Kontradiksi Janji Swasembada Jokowi dan Kebijakan Impor Beras

Polemik data berlanjut

Enggartiasto Lukita lalu datang menggantikan posisi Thomas Lembong yang terkena reshuffle pada 2016 atau masih di periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi. Polemik data produksi beras ini rupanya belum mereda.

Enggartiasto sendiri merupakan menteri dari perwakilan Partai Nasdem yang berjasa besar memenangkan Jokowi di Pilpres 2014.

Menjabat di sisa periode pertama Jokowi, Enggartiasto sempat mengeluarkan beberapa pernyataan dan juga kebijakan kontroversial.

Sama seperti pendahulunya, Thomas Lembong, Enggartiasto sempat berrseteru dengan Kementerian Pertanian dan Bulog.

Ini karena ia menyebut stok beras nasional kurang dan perlu impor, hal yang selalu bertentangan dengan klaim Kementan yang menyebut panen beras petani lokal melimpah.

Baca juga: Penjelasan Bos Bulog soal Rencana Impor Beras dari China

Gagal swasembada beras

Selama menjabat sebagai Menteri Pertanian periode 2014-2019 tersebut, Amran Sulaiman juga bisa dibilang gagal dalam upaya melakukan swasembada beras yang jadi target paling prioritas Jokowi di sektor pangan.

Untuk diketahui saja, sejak periode pertama, Presiden Jokowi berkali-kali menegaskan Indonesia harus melakukan swasembada pangan, khususnya beras, komoditas yang masih saja bergantung impor meski kini sudah masuk berakhirnya periode keduanya memimpin Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com