Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Turun Tipis, Rupiah Menguat

Kompas.com - 30/10/2023, 09:33 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (30/10/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.12 WIB, IHSG berada pada level 6.745,73 atau turun 0,19 persen (13 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.758,79.

Sebanyak 195 saham melaju di zona hijau dan 231 saham di zona merah. Sedangkan 201 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 925,6 miliar dengan volume 1,9 miliar saham.

Baca juga: IHSG Kian Tertekan, 10 Saham Ini Masih Melesat

Founder WH Project William Hartanto mengatakan, belum ada nilai transaksi yang meningkat setiap kali IHSG rebound, ini berarti pelaku pasar juga masih wait and see, atau sudah berpindah ke instrumen investasi lainnya.

“Dalam hal ini jika memperhatikan kenaikan yield obligasi maka dapat diasumsikan bahwa ada perpindahan minat terhadap investasi obligasi. Posisi candlestick IHSG berada di bawah MA5, secara teknikal ini menjadi indikasi bahwa IHSG masih bergerak melemah,” kata William dalam analisisnya.

Pasar saham Asia pagi ini mayoritas berada di teritori negatif. Nikkei Jepang melemah 1,17 persen (361,8 poin) pada level 30.629,8, Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,62 persen (107,4poin) pada posisi 17.291,28, Shanghai Komposit pada posisi 3.006,01 atau berkurang 0,39 persen (11,7 poin), dan Strait Times turun 0,16 persen (5 poin) pada level Rp 3.056,84.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 09.14 WIB rupiah berada pada level Rp 15.917 per dollar AS, atau naik 22 poin (0,13 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.939 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, meskipun pagi ini rupiah melaju di zona hijau, namun rupiah berada dalam trend bearish atau melemah.

Hal ini terjadi karena masih bertahannya sentimen hindar risiko karena ekskalasi konflik di Timur Tengah dan antisipasi pasar terhadap rapat kebijakan Moneter Bank Sentral AS pekan ini.

“Rupiah masih berpotensi melemah ke kisaran Rp 15.965- Rp 16.000 per dollar AS hari ini dengan support di sekitar Rp 15.880- Rp 15.900 per dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, harga emas juga turut mempengaruhi nilai tukar rupiah. Harga emas spot yang masuk ke atas level psikologis 2.000 dollar AS per troy ounce, yang mengindikasikan masih kuatnya sentimen hindar risiko.

Pekan ini, Bank Sentral AS akan memutuskan kebijakan moneternya ke depan di Kamis dinihari. Ekspektasi pasar mengenai suku bunga tinggi di AS masih bertahan dengan masih belum turunnya inflasi AS ke level target 2 persen.

Baca juga: Cara Lo Kheng Hong Bedakan Investor Saham, Spekulan, dan Penjudi

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com