TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah bakal mengembangkan lebih banyak Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung seiring dengan potensinya yang besar mencapai 14 gigawatt (GW). Hal ini tercantum dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) yang disusun Kementerian ESDM.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu mengatakan, saat ini Indonesia sudah memiliki PLTS Terapung Cirata di Purwakarta, Jawa Barat dengan kapasitas 145 megawatt (MW).
PLTS Terapung Cirata merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah pun ke depannya akan mengembangkan lagi PLTS terapung dengan memanfaatkan waduk atau bendungan.
Baca juga: Terbesar di Asia Tenggara, PLTS Terapung Cirata Ditargetkan Beroperasi Awal Tahun Depan
Ia menuturkan, PLTS akan dikembangkan secara masif pada 2030, yang kemudian akan diikuti pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) pada 2037.
Jisman bilang, PLTS akan lebih banyak dikembangkan karena biayanya yang lebih rendah, serta bisa memanfaatkan waduk atau bendungan di tengah keterbatasan lahan dengan skema PLTS terapung.
"PLTS lebih banyak dikembangkan karena biaya modal yang relatif lebih rendah dengan pemanfaatan bendungan atau waduk PLTA, dengan konsep PLTS terapung sebagai solusi di tengah keterbatasan lahan di daratan," papar dia.
Baca juga: PLN Gandeng Perusahaan Energi UEA untuk Ekspansi PLTS Terapung Cirata
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan, bakal dilakukan duplikasi PLTS Terapung Cirata di beberapa lokasi di Indonesia.
Kementerian ESDM mencatat, potensi PLTS terapung di bendungan sebesar 14,7 GW yang tersebar di 259 lokasi.