Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budi Daya Jamur di PPU, Manfaatkan Limbah Serbuk Kayu hingga Pelat Besi buat Sterilisasi

Kompas.com - 17/11/2023, 10:00 WIB
Aprillia Ika

Editor

PENAJAM PASER UTARA, KOMPAS.com - Penerapan inovasi dibutuhkan untuk mendorong budi daya jamur di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Kali ini, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) memperkenalkan sistem kemitraan serta inovasi alat dari limbah non-B3 perusahaan.

Program budi daya jamur merupakan salahsatu program CSR unggulan PHKT bertajuk Program Semur Cendawan (Semai Jamur dengan Cerdas dan Berwawasan Pangan) di Kelurahan Waru yang telah dimulai sejak awal tahun 2022 lalu.

Untuk melengkapinya, PHKT menerapkan inovasi kemitraan melalui Model Bisnis Inti Plusma. Serta, menambahkan inovasi alat dari limbah non-B3 perusahaan, yaitu Sterilisasi Media Jamur dalam Bejana (Semenjana).

Wahab, Ketua Kelompok Bintang Jamur binaan PHKT bercerita, sebelum adanya inovasi oleh PHKT pada program Semur Cendawan, budi daya jamur hanya dilakukan dengan skala kecil dan upaya pemanfaatan limbah serbuk kayu tidak maksimal.

Hal ini terjadi karena pada proses produksi jamur masih konvensional sehingga berdampak pada biaya produksi yang tinggi dimana mereka masih belum memiliki keterampilan untuk membuat bibit mandiri.

“PHKT telah mengubah sistem budi daya jamur yang konvensional menjadi budi daya jamur dengan produktivitas tinggi melalui penggunaan teknologi tepat guna sederhana sehingga mudah diaplikasikan dan diikuti,” ungkap Wahab, melalui keterangan pers, Jumat (17/11/2023).

Baca juga: Perusahaan Ini Bangun Rumah Budidaya Walet Berteknologi AI Pertama di Dunia

Penggunaan limbah pelat besi Semenjana

Menurut dia, keberhasilan proses budi daya jamur sangat bergantung pertumbuhan myselium spora jamur yang sangat dipengaruhi oleh kondisi media tanam atau baglog. Proses sterilasi baglog ini akan sangat menentukan keberhasilan tumbuhnya mesilium jamur.

Cara lama sterilisasi baglog, yakni cara sterilisasi konvensional dengan menggunakan drum bekas dan membutuhkan waktu sekitar 9-12 jam. Atau, setara dengan 1 tabung elpiji 3 kg untuk mensterilisasi 120 baglog.

Proses tesebut dinilai kurang efisien dalam penggunaan energi elpiji. Untuk mengatasi permasalahan tersebut PHKT DOBS berhasil menciptakan teknologi tepat guna sederhana, berupa alat Semeajaaa EMENJANA (Sterilisasi Media Jamur dalam Bejana).

Semenjana dibuat menggunakan limbah Non-B3 PHKT berupa pelat besi dan penggunaan insulasi yang maksimal yang mampu menghemat energi hingga 50 persen.

Semenjak pakai Semenjana, proses sterilisasi 240 baglog hanya berlangsung sekitar 4-5 jam, sehingga sangat hemat energi dari elpiji 3 kg. Menurut PHKT, alat Semenjana telah didaftarkan untuk mendapatkan paten sederhan di HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).

Baca juga: Manfaat Budidaya Udang dengan Konsep Hulu ke Hilir

Model Bisnis Inti Plusma

Suwantono Widji Manager Kalimantan Field PHKT mengatakan, Model Bisnis Inti Plusma merupakan model bisnis kemitraan yang disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pelaku usaha inti. Kemitraan ini dengan memperlihatkan prinsip saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.

Suwantono menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih terbuka lebar, kelompok binaan menjalankan budi daya jamur secara komunal.

Yakni, dengan sistem optimalisasi pemanfaatan lahan pertanian berupa intensifikasi lahan melalui budi daya jamur dan hortikultura, serta menjadi tempat pembelajaran kolektif dan inklusif atau learning center.

“Penerapan model bisnis Inti Plusma dalam program budi daya jamur ini merupakan satu-satunya di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara,” imbuh Suwantono.

Ia kembali menambahkan, sejak dicetuskannya program Semur Cendawan, pola pikir masyarakat sekitar terhadap permasalahan alih fungsi lahan dapat diubah melalui aksi pemanfaatan lahan yang tersisa dengan kegiatan intensifikasi.

"Budi daya jamur ini pun mampu menyelesaikan permasalahan limbah serbuk kayu yang ada di Kelurahan Waru, dengan demikian budi daya jamur dapat menjadi solusi atas beberapa permasalahan sekaligus, serta menjadi pendorong kesejahteraan petani melalui penambahan sumber pendapatan baru dari budi daya jamur," pungkas Suwantono.

Baca juga: PLN Pakai Limbah Uang Kertas Jadi Campuran Batu Bara untuk Hasilkan Listrik

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com