Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Menguat di Awal Perdagangan 20 November 2023

Kompas.com - 20/11/2023, 10:01 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (20/11/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pukul 09.19 WIB, IHSG berada pada level 6.989,89 atau menguat 0,18 persen (12,2 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.977,66,

Sebanyak 210 saham melaju di zona hijau dan 217 saham di zona merah. Sedangkan 221 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 2,96 juta saham.

Baca juga: IHSG Bakal Menguat, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini Senin 20 November 2023

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, penguatan tersebut ditopang oleh sentimen positif dari dalam negeri, yakni kesepakatan kerjasama pasok mineral kritis atau critical mineral agreement (CMA).

Nantinya dalam jangka panjang Indonesia dapat memasok turunan bijih nikel untuk kemudian digunakan di industri kendaraan listrik Amerika Serikat.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.935 – 6.980,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Baca juga: Bertemu Bos Vale, Jokowi Sambut Baik Divestasi Saham 14 Persen ke MIND ID

Sementara itu, pasar saham Asia pagi ini mayoritas berada di teritori negatif. Nikkei melemah 0,07 persen (22,8 poin) pada level 33.562,39, Shanghai Komposit pada posisi 3,050,47 atau terkoreksi 0,13 persen (3,9 poin), dan Strait Times turun 0,61 persen (19,2 poin) pada level 3.105,46. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong naik 0,92 persen (160,9 poin) pada posisi 17.615,17

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg pukul 09.32 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.414 per dollar AS, atau naik 79 poin (0,51 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.493 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pergerakan rupiah didorong oleh data-data inflasi dan tenaga kerja AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan angka yang lebih buruk dari perkiraan pasar

Baca juga: Vale Canada-Sumitomo Setuju Lepas 14 Persen Saham INCO, MIND ID Bakal Jadi Pengendali

“Rupiah berpeluang menguat terhadap dollar AS hari ini, dengan potensi penguatan ke arah Rp 15.400 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.500 per dollar AS, untuk hari ini,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Pergerakan rupiah dibayangi angka inflasi yang lebih rendah dari sebelumnya, ini memperbesar ekspektasi peluang pemangkasan suku bunga acuan AS lebih cepat. Sementara itu, indeks dollar AS terlihat bergerak di kisaran 103.80 pagi ini setelah pekan lalu bergerak di atas 104.

Tapi di sisi lain, sebagian petinggi Bank Sentral AS yang memberikan pernyataan soal kebijakan moneter AS pekan lalu, mengungkapkan ketidakyakinannya bahwa inflasi bakal turun cepat ke target 2 persen sehingga AS masih memerlukan kebijakan suku bunga tinggi saat ini.

“Dari dalam negri, Trade balance Indonesia bulan Oktober yang masih positif juga membantu memberikan sentimen positif ke rupiah,” kata dia.

Baca juga: Saham Waskita Karya Disuspensi BEI

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com