Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Valuasi Divestasi Saham Vale Indonesia Ketinggian

Kompas.com - 23/11/2023, 20:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai harga saham PT Vale Indonesia Tbk yang akan didivestasikan masih ketinggian.

Adapun Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd (SMM) yang akan mendivestasikan total 14 persen saham milik mereka di Vale Indonesia ke PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.

"Master agreement untuk 14 persennya sudah sepakat, tapi valuasinya belum. Nah tentu kendalanya ya sama, kita merasa valuasi ketinggian," ujarnya saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Baca juga: Ancaman Erick Thohir bila Vale Jual Mahal Saham Divestasinya ke RI

Oleh karenanya, pemerintah telah menyiapkan dua opsi agar harga divestasi saham Vale Indonesia harus murah.

Salah satunya, pemerintah akan memberlakukan relinquish atau penyusutan lahan tambang karena perusahaan tersebut tidak memenuhi komitmennya.

"Jadi ada kawasan besar dia punya sebagian dilepas. Memang juga seperti itu semua BUMN memang ada relinquish pengusaha besar swasta ada juga. Bisa saja untuk menekan valuasi dilepas," ucapnya.

Baca juga: Erick Thohir Ancam Ini ke Vale jika Harga Divestasi Saham ke MIND ID Tak Murah

Apabila Vale Indonesia tidak mau melepas lahan tambangnya, maka mereka harus menyocokkan valuasi harga saham yang didivestasikan ke MIND ID.

"Kalau mereka enggak mau, ya harus ketemu valuasinya," tegasnya.

Sebelumnya, Erick menyebut, negosiasi divestasi saham Vale berjalan alot. Meski begitu, kini sudah berprogres dengan disepakati dilepasnya 14 persen saham.

Baca juga: Bertemu Bos Vale, Jokowi Sambut Baik Divestasi Saham 14 Persen ke MIND ID

Erick pun ingin penetapan nilai dari saham tersebut menghasilkan kesepakatan yang baik bagi pihak Indonesia.

"(Penandatangan perjanjian) kita jalankan 14 persen sepakat. Tapi valuasi harus dengan baik dong, karena ini pertanggungjawaban kita," imbuh Erick saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Dia bilang, Vale memang menunjukkan kinerja yang positif karena bisnisnya dilirik oleh perusahaan raksasa global seperti Volkswagen (VW) dan Ford.

Baca juga: Vale Sepakat Lepas 14 Persen Saham ke MIND ID

Meski begitu, dia menilai, hal tersebut bukan berarti bisa dijadikan alasan bagi Vale untuk dipertimbangkan dalam penetapan harga divestasi saham.

"Apa yang dilakukan Vale sangat positif karena ada Volkswagen dan Ford, tetapi kan ada komitmen jangka panjang mereka yang belum di-deliver waktu itu. Nah, kalau itu menjadi bagian men-check up mereka punya valuasi, ya enggak fair," pungkasnya.

Adapun pelepasan saham Vale Indonesia memang merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk perpanjangan kontrak karya yang akan berakhir di 28 Desember 2025, yakni minimal 51 persen saham dikuasai oleh pihak Indonesia.

Baca juga: Jadi Pemegang Saham Mayoritas, MIND ID Bisa Pilih Dirut dan Komut Vale Indonesia

Saat ini saham Vale Indonesia dipegang oleh Vale Canada Limited sebesar 43,79 persen, yang juga sebagai pengendali, dan sebesar 15,03 persen dimiliki Sumitomo Metal Mining.

Lalu sekitar 20 persen dipegang publik dengan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara MIND ID memiliki 20 persen saham Vale Indonesia yang telah diakuisisi sejak 2020 lalu.

Maka dengan divestasi saham lanjutan sebesar 14 persen tersebut, pihak Indonesia bakal memiliki 54 persen saham Vale Indonesia, terdiri dari 34 persen saham yang dimiliki MIND ID dan 20 persen saham di BEI.

Baca juga: MIND ID Jadi Pengendali Vale Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com