Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Lanjutkan Kenaikan

Kompas.com - 28/11/2023, 09:30 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (28/11/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.13 WIB, IHSG berada pada level 7.033,24 atau menguat 0,28 persen (19,8 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.013,4.

Sebanyak 235 saham melaju di zona hijau dan 154 saham di zona merah. Sedangkan 231 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 2,2 miliar saham.

Baca juga: IHSG Berpotensi Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG membentuk candle shooting star kembali yang mengindikasikan tekanan jual di sekitar resisten 7.058. Level support IHSG berada di 6.962, 6.900, 6.850 dan 6.801, sementara level resistennya di 7.058, 7.128 dan 7.174.

Ivan mengatakan, berdasarkan indikator MACD, IHSG berada pada momentum bullish.

“IHSG akan membuka jalan untuk menguat ke level 7.128 apabila penutupan hari ini berada di atas 7.058 sebagai resisten terdekat, sementara selama penutupan harian di bawah 7.058 maka IHSG dapat memulai pullback segera,” kata Ivan.

Bursa Asia pada awal perdagangan bergerak pada teritori negatif. Nikkei melemah 0,19 persen (63,3 persen) pada level 33.384,39. Hang Seng Hong Kong turun 0,4 persen (73 poin) ke posisi 17.452, Shanghai Komposit di level 3.030,14 atau turun 0,05 persen (1,5 poin), dan Strait Times melemah 0,39 persen (11,9 poin) pada posisi 3.074,45.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Berakhir Hijau di Awal Pekan

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.09 WIB rupiah berada pada level Rp 15.480 per dollar AS, atau naik 14 poin (0,09 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.494 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah terjadi dibayangi oleh ekspektasi suku bunga acuan AS tidak akan dinaikan lagi. Semalam data penjualan rumah baru AS bulan Oktober mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, -5,6 persen.

“Rupiah masih berpotensi menguat hari ini terhadap dollar AS, dengan potensi penguatan ke arah support di sekitar Rp 15.430, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.520 per dollar AS.

Penurunan penjualan rumah di AS terjadi karena suku bunga KPR yang meningkat. Hasil ini memperkuat ekspektasi pasar soal suku bunga the Fed tersebut. Di sisi lain, indeks dollar AS terlihat semakin menurun, dan bergerak pada kisaran 103,15, sebelumnya di kisaran 103,4.

“Perekonomian Indonesia yang stabil membantu memberikan sentimen positif ke rupiah,” ungkap dia.

Baca juga: Investor Ambil Nafas Setelah Kenaikan 4 Minggu Berturut-turut, Wall Street Merah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com