Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangkas NPL, Kinerja BTN Diprediksi Makin Positif

Kompas.com - 08/01/2024, 05:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk telah melakukan transaksi penyelesaian rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) dengan menggandeng PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) senilai hampir Rp 900 miliar pada akhir tahun lalu.

Dengan sinergi ini BTN memangkas rasio NPL pada tahun 2023 secara signifikan.

Keberhasilan BTN dalam menurunkan rasio NPL secara signifikan diprediksi membuat kinerja perseroan makin cemerlang dan harga saham BBTN akan semakin menguat.

Baca juga: Gandeng PPA, BTN Pangkas Kredit Macet hingga Rp 900 Miliar

Ilustrasi kantor cabang PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. SHUTTERSTOCK/SETYA HERY KURNIAWAN Ilustrasi kantor cabang PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Head of Research BCA Sekuritas Andre Benas mengatakan, transaksi penjualan aset bermasalah secara masif (bulk asset sales) sangat positif bagi kinerja BTN.

"Ini akan meningkatkan coverage NPL Bank BTN menjadi lebih sehat, dari kisaran 142 persen pada September 2023 menjadi sekitar 150 persen pada akhir tahun 2024", kata Andre dikutip dalam risetnya di Jakarta, Minggu (1/7/2024).

Lebih lanjut, Andre memberikan upgrade target price untuk BBTN menjadi Rp 1.550 per lembar saham dari sebelumnya Rp 1.400 per lembar saham dan memberikan upgrade BUY terhadap saham BTN.

Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya menjelaskan, penjualan aset bermasalah secara masif (bulk asset sales) akan berdampak pada penurunan rasio NPL dan penurunan beban biaya CKPN BTN pada tahun berjalan.

Baca juga: Potensi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat Indonesia

Pada tahun 2024, BTN menargetkan akan kembali melakukan inisiasi bulk asset sales pada tahun 2024 dengan target penjualan aset sebesar Rp 1 triliun.

Cost of credit (CoC) BTN ditargetkan berada para range 1,1 sampai 1,4 persen pada tahun 2024. Hal ini seiring dengan langkah manajemen dalam meningkatkan rasio NPL coverage ke level di atas 160 persen pada tahun 2025,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com