Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah 0,21 Persen dalam Sepekan, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 13/01/2024, 08:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah bergerak dalam tren melemah di perdagangan pekan ini. Data terbaru inflasi Amerika Serikat (AS) kembali menimbulkan kekhawatiran suku bunga tinggi yang menguatkan posisi dollar AS.

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin menuturkan, rupiah mencatat pelemahan dalam sepekan disebabkan penguatan dollar AS dan prospek suku bunga AS yang masih bertahan pada 5,50 persen.

Narasi itu kembali mencuat seiring data inflasi terbaru untuk Desember 2023 yang naik ke level 3,4 persen dari sebelumnya 3,1 persen.

Baca juga: IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Terkoreksi Tipis di Akhir Pekan

Ciri-ciri keuangan rumah tangga bermasalah yang wajib diwaspadai oleh pasangan suami istri.PIXABAY/IQBAL NURIL ANWAR Ciri-ciri keuangan rumah tangga bermasalah yang wajib diwaspadai oleh pasangan suami istri.

Selain itu, data inflasi dari China terpantau deflasi, sehingga menjadi kekhawatiran tersediri bagi perekonomian Indonesia. Seperti diketahui, China adalah mitra dagang utama Indonesia.

“Perlu juga diperhatikan kembali memanasnya situasi di Laut Merah. Kondisi ini berdampak pada kenaikan harga minyak dunia yang menjadi kontribusi inflasi Amerika,” jelas Nanang kepada Kontan.co.id, Jumat (12/1/2024).

Pengamat mata uang Lukman Leong mencermati, pelemahan rupiah sepekan ini terjadi setelah beberapa data ekonomi dari domestik yang lemah, seperti indeks kepercayaan konsumen, penjualan ritel dan penjualan mobil. Dollar AS sendiri relatif datar minggu ini, walaupun data inflasi yang lebih kuat.

Lukman melihat, investor berpandangan bahwa data inflasi AS terbaru tidak akan mengganggu rencana The Fed untuk menurunkan suku bunga pada bulan Maret yang peluangnya masih cukup besar.

Baca juga: Kurs Rupiah Hari Ini di 5 Bank Besar Indonesia

Sementara itu, data ekonomi dari China sebenarnya sedikit lebih baik dari perkiraan, namun secara keseluruhan masih memberikan gambaran akan permintaan yang masih lemah.

Menurut Lukman, investor selanjutnya akan menantikan data perdagangan Indonesia dan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) di pekan depan. Dari eksternal, data Produk Domestik Bruto (PDB) China untuk kuartal IV 2023 akan menjadi perhatian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com