Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hanya El Nino, Ini Biang Kerok Produksi Beras Indonesia Turun

Kompas.com - 18/01/2024, 11:10 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan, selain kemarau panjang atau El Nino, ada beberapa faktor lain yang membuat produksi pertanian khususnya beras di Tanah Air turun.

Faktor pertama adalah turunnya volume produksi pupuk yang membuat banyak petani sulit mendapatkan pupuk.

"Pupuk itu volumenya turun 50 persen, dan itu pasti jadi masalah," ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (17/1/2024).

Baca juga: Tertinggi dalam 5 Tahun, Impor Beras Tembus 3 Juta Ton pada 2023

Faktor kedua adalah adanya permasalahan kartu tani yang tidak semua petani bisa memanfaatkannya. Kartu tani sendiri adalah salah satu akses bagi petani untuk menebus pupuk subsidi, benih hingga mendapatkan solar subsidi.

Amran menyebutkan ada sebanyak 20 persen petani tidak bisa menjangkau kartu tani tersebut lantaran keterbatasan wilayah.

"Kayak petani di Papua, Kalimantan, Aceh itu remote area jadi mereka susah dapat kartu tani sehingga sulit dapat pupuk," jelas Amran

Selain itu banyak juga petani yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam hal mengakses alat pertanian serta bibit secara gratis.

"Itu ada 20 juta orang tidak boleh mendapatkan Alsintan, pupuk tidak boleh, benih bibit dan seterusnya tidak boleh. Padahal saudara kita itu (petani) paling miskin," ungkap Amran.

Sementara ihwal El Nino adalah bencana yang tak bisa dielakkan. Dia bilang hampir seluruh negara di dunia juga berimbas pada gagalnya produksi lantaran El Nino.

Oleh sebab itu lanjut dia, pihaknya saat sedang gerak cepat untuk memulai penanaman di masa tanam I ini yang dimulai pada Januari ini.

Baca juga: Indonesia Jadi Pasar Ekspor Beras Vietnam dan Thailand

Pihaknya pun menargetkan selama 2025 ini Indonesia bisa memproduksi beras 1 juta hektar. Dengan begitu diharapkan pada tahun 2026 ke depan, Indonesia bisa kembali swasembada beras.

"Atau paling lambat 2027 kita berlanjut 5 juta hektar bisa produksi sehingga kita bisa ekspor dan bisa memberi pangan dunia," pungkasnya.

Sebelumnya, BPS mencatat produksi beras RI pada tahun 2023 mengalami penurunan.

Pada periode Januari-September 2023, produksi beras nasional diprediksi turun 0,22 persen menjadi 26,11 juta ton dari 26,17 juta ton pada periode sama tahun 2022. Penurunan ini terjadi di hampir semua sentra produksi.

"Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan yang sebenarnya provinsi basis produksi beras mengalami penurunan produksi sepanjang tahun 2023 jika kita bandingkan dengan produksi tahun 2022," ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat Rapat Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, ditayangkan akun Youtube Kemendagri, Senin (8/1/2024).

Baca juga: Menyoal Masih Tingginya Harga Beras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com