Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Henry MP Siahaan
Advokat, Peneliti, dan Dosen

Advokat, peneliti, dan dosen

Menyoal Masih Tingginya Harga Beras

Kompas.com - 15/01/2024, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BADAN Pangan Nasional (Bapanas) telah menetapkan besaran stok pangan yang harus dimiliki pemerintah sampai akhir 2024 nanti.

Hal itu ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 379.1/TS.03.03/K/11/2023 tentang Jumlah, Standar Mutu, dan Harga Pembelian Pemerintah Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Tahun 2024.

Dalam keputusan itu, Bapanas menetapkan jumlah stok minimal dalam pengelolaan 13 komoditas pangan sebagai CPP.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah terus melakukan penguatan CPP dilakukan sejalan dengan penguatan kelembagaan Perum Bulog. Hal itu disampaikan dalam keterangan tertulis kepada media, Kamis (11/1/2024).

Namun demikian, harga masih belum terkendali alias masih terlalu tinggi. Baru-baru ini, bahkan Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto tak menampik ihwal harga beras saat ini masih tinggi.

Namun, kata dia, kenaikan tersebut kini sudah tidak bergejolak. Dengan kata lain, harga sudah mulai stabil, tapi masih tercatat tinggi.

Harga beras terus menanjak naik sejak Agustus 2022. Pada September 2023, terjadi lonjakan signifikan. Sehingga, saat ini tak ada lagi harga beras medium termurah di bawah 12.000 per kg.

Panel Harga Badan Pangan mencatat, pada Kamis (11/1/2024 pukul 14.14 WIB), harga beras medium naik Rp 20 ke Rp 13.310 per kg dan harga beras premium bertengger di Rp 15.010 per kg. Harga tersebut adalah rata-rata harian nasional di tingkat pedagang eceran.

Dibandingkan sepekan sebelumnya, terjadi penurunan di mana pada 4 Januari 2024, harga beras premium bertengger di Rp 15.020 per kg dan beras medium di Rp 13.220 per kg.

Secara faktual, program bantuan pangan 10 kg per bulan yang diberikan kepada 21 juta lebih keluarga penerima manfaat (KPM) nampaknya memang belum mampu menekan harga beras. Padahal, bantuan pangan sudah terbilang berhasil menurunkan inflasi beras.

Sedangkan Bantuan Pangan CBP (cadangan beras pemerintah) tahap II yang disalurkan dari September sampai Desember 2023, tercatat cukup mampu menjaga laju kenaikan harga beras di akhir tahun yang biasanya naik tinggi.

Hal ini terlihat dari inflasi beras yang menurun cukup signifikan dari 5,61 persen pada September 2023 menjadi 0,43 persen pada Desember 2023. Namun, untuk menekan harga nyatanya belum berhasil.

Masalah utama tidak terkendalinya harga beras sejak tahun lalu, adalah kemarau panjang atau El Nino. Musim kemarau yang panjang sejak 2022, gagal diantisipasi oleh pemerintah dengan pengadaan ketersediaan pasokan baru di awal masa kemarau bermula. Risikonya harga beras bergejolak cukup tinggi di tahun 2023.

Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk mengimpor tidaklah cepat, sehingga tidak bisa serta merta memenuhi kekurangan pasokan dan tidak serta merta memberikan sinyal positif kepada pelaku pasar untuk menekan harga jual segera.

Nahasnya lagi, di tahun 2023 lalu dan tahun ini, rencana kebijakan impor untuk mengatasi potensi ketatnya pasokan juga terancam oleh kebijakan proteksionis dari beberapa negara importir, seperti India dan Vietnam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com