Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Henry MP Siahaan
Advokat, Peneliti, dan Dosen

Advokat, peneliti, dan dosen

Menyoal Masih Tingginya Harga Beras

Kompas.com - 15/01/2024, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Negara-negara eksportir bahan pangan juga mengalami hal sama, yakni musim kemarau yang panjang. Dengan kata lain, musim kemarau panjang juga dialami di negara lain, yang membuat mereka harus menjaga pasokan nasional yang menurun dengan kebijakan pembatasan ekspor (menaikkan pajak ekspor komoditas pokok).

Di luar faktor kemarau tersebut, dalam keadaan normal, harga beras sebenarnya dipengaruhi oleh faktor musim dan momen. Harga beras akan tercatat turun di saat musim panen raya datang, sekitar bulan Maret dan April.

Di sisi lain, harga akan bergejolak cukup signifikan di saat momen Lebaran, Natal, dan Tahun Baru. Harga akan terpantau stabil jika waktu panen raya bersamaan dengan waktu Lebaran.

Momen Lebaran diawali oleh bulan Ramadhan selama sebulan penuh, yang menjadi awal produsen/distributor/retail, bahkan pemerintah dan konsumen sama-sama memulai untuk bersiap-siap meningkatkan, baik stok maupun menyiapkan anggaran lebih untuk meningkatkan permintaan atas bahan pokok strategis.

Momen sebelumnya adalah Natal dan Tahun Baru. Pada momen ini, baik produsen, distributor, retail, dan pemerintah juga biasa bersiap-siap menghadapi lonjakan permintaan.

Sesuai dengan namanya, Natal dan Tahun Baru adalah momen langganan di penghujung tahun, di mana panen raya komoditas pokok seperti beras, minyak goreng, dan bawang merah, sudah terjadi beberapa bulan sebelumnya.

Sehingga di akhir tahun, biasanya harga-harga bergerak naik, karena ancaman keterbatasan ketersediaan pasokan, yang imbasnya sampai ke awal tahun berikutnya menjelang musim panen raya datang lagi.

Terkait harga, sebenarnya jika dilihat secara historis, secara tahunan, pergerakan harga komoditas beras sepanjang 10 tahun terakhir masih berada di ambang batas normal, yakni berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi nasional.

Dari data PIHPS Bank Indonesia, pergerakan harga rata-rata beras premium dari 2014 sampai dengan akhir 2023, terjadi kenaikan harga sekitar 45 persen. Artinya rata-rata persentase kenaikan harga per tahun sekitar 4,5 persen.

Untuk beras medium, terjadi kenaikan sebesar 43 persen selama 10 tahun. Artinya, rata-rata kenaikan per tahun adalah sebesar 4,3 persen. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi sejak 2014 rata-rata 5 persen dengan inflasi sekitar 3-4 persen.

Kenaikan tersebut masih terbilang normal, sesuai dengan kenaikan jumlah penduduk dan kenaikan konsumsi beras per kapita.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi beras di dalam negeri terus naik. Susenas BPS September 2022 menunjukkan 98,35 persen rumah tangga di Indonesia mengonsumsi beras. Sedangkan konsumsi beras ketan hanya 1,94 persen, sementara jagung hanya 1,3 persen.

Data juga menunjukkan per September 2023, rata-rata konsumsi beras per kapita di Indonesia, baik lokal, kualitas unggul, maupun impor, tercatat mencapai 6,81 kg per bulan.

Konsumsi tersebut meningkat 0,87 persen dibandingkan September 2021, di mana konsumsi Beras sebanyak 6,75 kg/kapita/bulan.

Sementara itu, dari sisi produksi, Indonesia masih relatif berhasil memproduksi beras di atas tingkat konsumsi beras nasional. Walaupun, dari perkembangan beberapa tahun terakhir, data produksi beras nasional menunjukan tren penurunan secara bertahap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com