Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Melemah di Awal Sesi, Rupiah Naik Tipis

Kompas.com - 19/01/2024, 09:34 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jumat (19/1/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang menguat tipis pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 9.07 WIB, IHSG berada pada level 7.235,7 atau tururn 17,2 poin (0,24 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.252,96.

Sebanyak 163 saham melaju di zona hijau dan 174 saham di zona merah. Sedangkan 221 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 848,6 miliar dengan volume 1,19 miliar saham.

Baca juga: Wall Street Menghijau, Saham Apple Melonjak

Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengungkapkan, IHSG akan membuka peluang terhadap ekstensi wave b menuju 7.300-7.350 hanya jika IHSG menembus ke atas fraktal 7.281.

“Sebaliknya IHSG mestinya akan melemah ke 7.111 apabila masih bergerak di bawah 7.281. Level support IHSG berada di 7.111, 7.021 dan 6.931, sementara level resistennya di 7.300, 7.422 dan 7.503. Berdasarkan indikator MACD menandakan momentum bearish,” kata Ivan.

Bursa Asia mayoritas berada pada teritori positif dengan kenaikan Nikkei 1,5 persen (562,1 poin) pada level 36.028,39. Lalu, Hang Seng Hong Kong yang bertambah 0,64 persen (97,8 poin) ke posisi 15.486,64, dan Strait Times menguat 0,37 persen (11,6 poin) ke posisi 3.152,43. Sementara itu, Shanghai Komposit turun 0,18 persen (5 poin) ke posisi 2.840,77.

Baca juga: IHSG Bakal Berbalik Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat tipis. Melansir data Bloomberg, pukul 9.01 WIB rupiah berada pada level Rp 15.622 per dollar AS, atau naik 2 poin (0,01 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.624 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, situasi di Timur Tengah yang masih memanas dan data ekonomi AS yang membaik bisa membantu penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya.

“Rupiah masih berpeluang melemah terhadap dollar AS dan bergerak di atas Rp 15.600 per dollar AS hari ini. Potensi pelemahan ke arah Rp 15.650, dengan potensi support di kisaran Rp 15.600 per dollar AS,” kata Ariston.

Baca juga: [POPULER MONEY] BI Sebut Kinerja Rupiah Masih Lebih Baik dari Ringgit, Baht dan Won | Alasan Kemenkau Naikkan Pajak Hiburan Khusus 40-75 Persen


Semalam, data klaim tunjangan pengangguran mingguan AS menunjukkan jumlah klaim yang lebih kecil dibandingkan ekspektasi pasar. Ini mendukung ekspektasi pemangkasan suku bunga tidak akan dilakukan terburu-buru oleh Bank Sentral AS.

Tingkat imbal hasil obligasi AS terutama tenor 10 tahun masih menunjukan kenaikan. Pagi ini sudah berada di kisaran 4,16 persem, dibandingkan pagi sebelumnya di sekitar 4,05 persen.

Tapi di sisi lain, ekspektasi waktu pemangkasan suku bunga acuan AS mungkin sudah diantisipasi oleh pelaku pasar, selain itu pasar juga sudah memprediksi suku bunga acuan AS pada akhirnya memang akan lebih rendah tahun ini, sehingga penguatan dollar AS bisa saja tertahan.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com