Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disentil Cak Imin, Benarkah Pemerintah Turunkan Target Energi Terbarukan?

Kompas.com - 22/01/2024, 10:11 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyoroti upaya pemerintah dalam meningkatkan angka bauran energi baru terbarukan (EBT) terhadap energi nasional.

Dalam gelaran Debat Kedua Cawapres, pria yang akrab disapa Cak Imin itu bilang, target bauran EBT seharusnya terus ditingkatkan, bukan diturunkan.

"EBT harus digenjot, bukan malah dikurangi targetnya, diturunkan targetnya," kata dia, dalam Debat Kedua Cawapres, di Senayan JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Baca juga: Capaian EBT 23 Persen pada 2025 Dipandang Sulit Terlaksana, Mengapa?

Menurut Ketua Umum PKB itu, penurunan target bauran EBT terhadap pemanfaatan energi nasional menjadi bukti, pemerintah tidak serius menangani isu linkungan saat ini.

"Krisis iklim terjadi dan kita menyaksikan bencana ekologi terjadi dimana-mana," ujarnya.

Lantas, benarkah pemerintah menurunkan target bauran EBT?

Pemerintah baru-baru ini memang menyatakan, target bauran EBT diturunkan dari sebelumnya 23 persen menjadi 17-19 persen pada 2025.

Dilansir dari Kontan, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional Djoko Siswanto mengatakan, sampai dengan 2023 bauran EBT nasional baru mencapai 13,09 persen karena masih banyak tantangan yang dihadapi.

Salah satu tantangan pengembangan EBT yang dihadapi ialah masih ditekan dengan pemakaian energi fosil yang terus bertambah.

"Targetnya 23 persen di 2025 kalau revisi KEN (Kebijakan Energi Nasional) itu kita optimistisnya 17 persen terus pesimisnya 19 persen di 2025. Kalau semua program EBT berjalan, angka bauran ini akan terus naik,” ujarnya di Gedung DEN, Rabu (17/1/2024).

Jika membandingkan realisasi EBT di 2023 mencapai 13,09 persen, maka Indonesia masih harus mengejar sekitar 4 -6 persen untuk mencapai target di tahun depan.

Baca juga: Kementerian ESDM Ingin Harga Listrik dari EBT Makin Terjangkau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com