Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IFG Life Proyeksikan Asuransi Tradisional Bakal Tumbuh pada 2024

Kompas.com - 27/01/2024, 17:18 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Asuransi Jiwa IFG atau IFG Life memproyeksikan, produk asuransi tradisional di segmen ritel bakal tumbuh positif pada 2024. Hal tersebut dipengaruhi oleh pulihnya daya beli masyarakat pasca pandemi dan pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) yang mendorong perputaran uang di masyarakat.

Direktur Bisnis Individu PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) Fabiola Noralita mengatakan, pandemi telah mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, termasuk perlindungan asuransi kesehatan.

Namun begitu, di sisi lain persoalan daya beli menjadi isu tersendiri di tengah perekonomian yang terpukul pandemi.

Baca juga: Ramalan Cerah Asuransi Tradisional pada 2024

Di sisi lain, salah satu faktor utama yang akan mendorong penjualan asuransi adalah daya beli masyarakat. Kekuatan belanja yang baik akan membuat masyarakat mampu membeli proteksi asuransi.

“Kini setelah kesadaran masyarakat semakin baik dan terbentuk, juga daya beli mulai kembali pulih, optimisme terhadap tumbuhnya demand produk asuransi, khususnya yang fokus pada proteksi, semakin baik," kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (26/1/2024).

Fabiola mengungkapkan, Indonesia juga masih memiliki tingkat penetrasi yang rendah.

Hal itu tercermin dari laporan laporan IFG Progress pada akhir tahun lalu, tingkat penetrasi premi asuransi di Indonesia pada 2022 masih berada di level 1,4 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Jauh di bawah negara tetangga Thailand dan Malaysia yang masing-masing sebesar 5,3 persen dan 5 persen,' imbuh dia.

Febiola menilai, ruang pertumbuhan asuransi jiwa dan kesehatan masih luas. Hal tersebut perlu dibarengi dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi.

"Baik melalui edukasi, sosialisasi, juga peluncuran produk," tandas dia.

Sebagai gambaran, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, akumulasi pendapatan premi sektor asuransi selama periode Januari sampai dengan November 2023 mencapai Rp 290,21 triliun.

Jumlah ini tumbuh 3,56 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 280,24 triliun.

Pada kuartal III-2023, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, asuransi tradisional mendominasi perolehan premi senilai 51,3 persen dari total premi.

Sedangkan, asuransi unit link atau asuransi yang dikaitkand dengan investasi (PAYDI) berkontribusi sebesar 48,7 persen.

Baca juga: Sederet Tantangan Industri Asuransi Jiwa pada 2024

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com