Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG "Hijau" di Awal Perdagangan, Rupiah Melemah

Kompas.com - 31/01/2024, 09:57 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (31/1/2024). Berbeda dengan Mata Uang Garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.23 WIB, IHSG berada pada level 7.218,49 atau naik 26,2 poin (0,37 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.192,65.

Sebanyak 258 saham melaju di zona hijau dan 160 saham di zona merah. Sedangkan 210 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,5 triliun dengan volume 2,8 miliar saham.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan hari ini IHSG berpotensi menguat terbatas setelah IMF optimis dengan pertumbuhan ekonomi dunia.

Baca juga: Rajin Bagi Dividen Jumbo, 7 Saham Ini Malah Terdepak dari Indeks High Dividen20

IMF pada akhirnya mulai optimistis dan merasakan bahwa harapan itu ada, dimana IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini, karena adanya pertumbuhan ekonomi AS yang membaik, ditambah dengan stimulus fiscal dari China yang mendorong harapan pemulihan ekonomi di China.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.175 – 7.270. Hati hati, peluang koreksi kembali terbuka,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Bursa Asia mayoritas merah dengan penurunan Nikkei 0,48 persen (171,69 poin) ke level 35.894,19, Hang Seng Hong Kong melemah 1,1 persen (174 poin) ke posisi 15.529,45, dan Shanghai Komposit turun 1,26 persen (35,7 poin) ke posisi 2.794,78. Sementara itu, Strait Times naik 0,33 persen (10,2 poin) ke posisi 3.160,28.

Baca juga: Saham TPIA Milik Prajogo Pangestu Terdepak dari LQ45, BEI Buka Suara

Rupiah melemah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.18 WIB rupiah berada pada level Rp 15.817 per dollar AS atau turun dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.780 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi setelah data ekonomi AS semalam menunjukkan perekonomian AS yang cukup solid.

“Hari ini rupiah berpotensi melemah terhadap dollar AS Selain itu menjelang pengumuman kebijakan The Fed dinihari nanti, pelaku pasar bisa saja mengambil sikap wait and see yang bisa menekan rupiah,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Semalam data jumlah lowongan pekerjaan AS pada Desember menunjukkan kenaikan melebihi ekspektasi. Demikian juga dengan tingkat keyakinan konsumen AS bulan Januari. Hasil ini bisa menjadi pertimbangan Bank Sentral AS untuk tidak terburu-buru memangkas suku bunga acuan.

Baca juga: Investasi Saham Haram? Ini Kata BEI

Sementara itu, pagi ini data PMI Manufaktur China bulan Januari masih menunjukkan kontraksi, 49,2. Ini juga sedikit banyak bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 15.850 per dollar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 15.770 per dollar AS.

Soal pemilu, meskipun Indonesia sudah melewati banyak pemilu dengan damai. Tapi sedikit banyak, pemilu ini juga mendorong sebagian pelaku pasar wait and see menunggu kejelasan siapa pemimpin baru dan kebijakan perekonomian dan investasinya. Jadi bisa menyumbang efek negatif ke aset berisiko seperti rupiah.

Baca juga: Webull Sekuritas Hadirkan Aplikasi untuk Investasi Saham

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com