Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditopang Segmen Korporasi, Penyaluran Kredit Bank Mandiri pada 2023 Tumbuh 16,3 Persen

Kompas.com - 31/01/2024, 17:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan pertumbuhan realisasi penyaluran kredit sepanjang tahun 2023 sebesar 16,3 persen mencapai Rp 1.398 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit tersebut melampaui pertumbuhan kredit industri yang sebesar 10,38 persen YoY.

“Total aset konsolidasi Bank Mandiri yang berhasil menembus Rp 2.174,2 triliun di akhir 2023, naik 9,12 persen YoY dari tahun sebelumnya sebesar Rp 1.992,5 triliun,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi di Jakarta, Rabu (31/1/2024).

“Kenaikan ini tentunya tidak terlepas dari realisasi penyaluran kredit Bank Mandiri di tahun 2023 yang mencapai Rp 1.398 triliun, tumbuh 16,3 persen secara tahunan, melampaui pertumbuhan kredit industri yang sebesar 10,38 persen YoY,” tambah dia.

Salah satu segmen yang mendominasi kredit adalah kredit korporasi yang mencapai Rp 490 triliun pada akhir 2023, tumbuh 18,3 persen yoy.

Baca juga: Laba Bersih Bank Mandiri 2023 Capai Rp 55,1 Triliun, Tertinggi Sepanjang Sejarah

Selain itu, kredit komersial juga menorehkan kinerja positif dengan pertumbuhan tertinggi dibanding segmen lain yaitu sebesar 21,2 persen YoY menjadi Rp 238 triliun di akhir 2023 lalu.

"Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong keberlanjutan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk segmen SME dan Micro,” jelasnya.

Adapun, segmen SME tumbuh mencapai 14 persen yoy menjadi Rp 77 triliun sedangkan segmen mikro tumbuh mencapai 10,4 persen yoy menyentuh Rp 168 triliun.

Pertumbuhan ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang terus membaik. Per akhir 2023, rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil turun sebesar 86 basis poin (bps) secara YoY ke level 1,02 persen.

Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap menjaga rasio pencadangan (NPL coverage ratio) di level konservatif yakni sebesar 384 persen.

Baca juga: Bank Mandiri Bakal Groundbreaking Kantor Baru di IKN 1-2 Bulan Lagi


Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga atau DPK secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 5,78 persen YoY menjadi Rp 1.577 triliun di tahun 2023.

Darmawan bilang, pertumbuhan DPK ini didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 7,05 persen secara tahunan, yang ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 7,92 persen YoY menjadi Rp 585 triliun dan tabungan yang meningkat 6,19 persen YoY menjadi Rp 587 triliun.

Pertumbuhan tersebut juga turut mendorong komposisi dana murah terus meningkat mencapai 74,3 persen secara konsolidasi dan 79,4 persen secara bank only, serta berkontribusi menjaga biaya dana atau Cost of Fund (CoF) bank only di level yang rendah sebesar 1,75 persen.

“Peningkatan dana murah tidak terlepas dari inisiatif digital Bank Mandiri di sepanjang tahun 2023. Sampai dengan akhir 2023 posisi rasio CASA secara bank only telah menembus 79,4 persen, rekor tertinggi sepanjang sejarah Bank Mandiri,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com