Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Ditutup di Zona Hijau, S&P 500 Sentuh Rekor Tertinggi

Kompas.com - 03/02/2024, 08:04 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona hijau pada penutupan perdagangan Jumat (2/2/2024) waktu setempat. Pergerakan Wall Street didorong oleh laporan kuartalan beberapa perusahaan teknologi yang lebih baik dari ekspektasi analis.

S&P 500 mencatatkan rekor tertinggi baru pada hari Jumat karena hasil kuartalan dari perusahaan-perusahaan teknologi termasuk perusahaan induk Facebook, Meta, melampaui ekspektasi dan laporan pekerjaan bulan Januari jauh lebih baik dari perkiraan.

S&P 500 bertambah 1,1 persen dan ditutup pada level 4.958,61 atau di atas rekor penutupan sebelumnya sebesar 4.927,93 yang dicapai pada hari Senin. Dow Jones Industrial Average (DJIA) bertambah 134,58 poin, atau 0,4 persen, menjadi 38.654,42, juga merupakan rekor penutupan tertinggo. Sementara itu, Nasdaq Komposit naik 1,7 persen menjadi 15.628,95.

Baca juga: Sah, TikTok Kini Jadi Pemegang Saham Pengendali Tokopedia

Saham Meta melonjak lebih dari 20 persen setelah hasil kuartalan raksasa media sosial itu melampaui ekspektasi para analis. Induk Facebook, Meta juga mengumumkan akan membayar dividen triwulanan untuk pertama kalinya, dan menyetujui program pembelian kembali saham senilai 50 miliar dollar AS. Sedangkan saham Amazon melonjak 7,9 persen yang didorong oleh pendapatan kuartal keempat.

Kenaikan saham-saham teknologi membantu mengalihkan fokus investor dari laporan pekerjaan yang buruk pada hari Jumat sebelumnya. Patokan imbal hasil Treasury AS 10 tahun melonjak sebesar 17 basis poin menjadi 4,02 persen, setelah pemerintah melaporkan telah menambah 353.000 lapangan pekerjaan pada bulan Januari, jauh di atas perkiraan Dow Jones dari para ekonom sebesar 185.000.

“Pergerakan saham hari ini menunjukkan bahwa teknologi dapat dipisahkan dari narasi suku bunga dan lebih banyak melakukan perdagangan berdasarkan fundamental,” kata kepala investasi Certuity Dylan Kremer.

Baca juga: Sinyal Negatif The Fed soal Suku Bunga Bikin Saham-saham di Wall Street Rontok

“Anda berada di mana teknologi dapat diperdagangkan lebih tinggi meskipun tingkat suku bunga sedang naik, dan hal ini membuat orang lengah,” jelas dia.

Laporan tersebut juga menyertakan data inflasi berupa pertumbuhan upah yang lebih besar dari perkiraan. Upah meningkat sebesar 4,5 persen dari tahun ke tahun, atau lebih dari perkiraan 4,1 persen. Laporan dan komentar dari Ketua Fed Jerome Powell kemungkinan besar mendorong peluang penurunan suku bunga kembali ke bulan Mei atau paruh kedua tahun ini.

Namun para investor justru berfokus pada ketahanan perekonomian dan bagaimana hal tersebut dapat terus meningkatkan keuntungan. Pekan ini, S&P 500 bertambah 1,4 persen, Nasdaq Komposit naik 1,1 persen dan Dow naik 1,4 persen. Ini adalah minggu keempat berturut-turut kenaikan indeks acuan utama setelah sempat terpuruk di awal tahun 2024.

Seiring dengan melonjaknya suku bunga, pasar mengabaikan laporan kuartal Apple yang lesu. Saham tersebut tidak mengalami reli pada hari Jumat dan ditutup datar setelah raksasa iPhone itu membukukan penurunan penjualan sebesar 13 persen di China.

Baca juga: Saham TPIA Milik Prajogo Pangestu Terdepak dari LQ45, BEI Buka Suara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com