Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut Pendanaan Baru di Investree Hanya Jadi Solusi Jangka Pendek

Kompas.com - 06/02/2024, 13:45 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa perusahaan fintech peer-to-peer lending saat ini tengah menghadapi kredit macet atau tingkat wan prestasi 90 hari (TWP90) yang tinggi.

Regulator menganggap, pinjaman online dengan tingkat kredit macet melebihi 5 persen dapat terbilang tinggi.

Salah satu yang sedang menjadi sorotan adalah PT Investree Radhika Jaya (Investree). Investor disebut akan menyuntikkan pendanaan baru sebagai bagaian dari restrukturisasi.

Pengamat Ekonomi Digital sekaligus Direktur Executive ICT Institute Heru Sutadi mengungkapkan, perusahaan yang mengandalkan pendanaan baru untuk menutup tingginya kredit macet belum tentu menyelesaikan masalah.

Baca juga: Investasi Peer to Peer Lending, Apakah Bisa Cuan?

Sebagai contoh, ia menyebut Investree telah berkomitmen untuk menambah modal sebagai salah satu cara menekan kredit macetnya.

"Memang di satu sisi, seolah-olah yang gagal bayar tersebut bisa digantikan dengan investasi baru. Secara jangka pendek ini oke, tapi di jangka panjang bukan tidak mungkin gagal bayar itu juga tetap terjadi," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (6/2/2024).

Ia menambahkan, gagal bayar bisa saja terjadi lagi ketika faktor dasar dan fundamentalnya tidak terselesaikan.

Ketika hal fundamental tidak dibenahi, platform fintech lending dapat terjerumus dalam hal yang sama. Pasalnya, investor tidak mungkin menyuntik dana terus menerus kepada entitas bisnisnya.

"Kalau tidak dibenahi, ya tinggal menunggu bom waktu saja," ujar dia.

Baca juga: Kasus Investree, Pengamat Sebut Penilaian Skor Kredit Belum Valid

Heru menyebut, platform fintech peer-to-peer lending perlu memilah siapa penerima pinjaman (borrower) yang layak. Jangan sampai proses skoring ini justru tidak digarap dengan serius sehingga membuat profil nasabah yang tidak baik untuk kulitas kredit.

Bunga pinjaman di fintech lending saat ini juga dinilai masih tinggi. Pinjaman konsumtif saat ini memiliki bunga sebesar 0,3 persen per hari. Sedangkan pinjaman produktif dipatok 0,1 persen per hari.

"Bunga pinjaman online kita masih sangat tinggi," tandas dia.

Baca juga: Kasus Gagal Bayar Investree, OJK Buka Suara


Sebagai informasi, Co-Founder sekaligus Director Investree Singapore Pte Ltd, Kok Chuan Lim sebelumnya mengungkapkan, pihaknya berharap dapat segera menyelesaikan perubahan strategi pada tingkat pimpinan manajemen.

“Kami berharap dapat segera menyelesaikan rencana restrukturisasi dengan penyuntikan ekuitas baru dari investor,” kata dia dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (2/2/2024).

Dilansir dari laman resminya, Investree mencatat TKB total pada 5 Februari 2024 sebesar 83,56 persen. Dengan kata lain, jumlah kredit macet Investree mencapai 16,44 persen.

Jumlah tersebut jauh di atas ketetapan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengharapkan nilai kredit macet tak lebih dari 5 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com