Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Istilah ‘Dividen Trap’, dan Cara Menghindarinya

Kompas.com - 06/02/2024, 18:00 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Istilah dividen trap atau jebakan dividen mungkin sangat familiar bagi investor yang malang melintang di insutri pasar modal. Tapi, bagi kamu investor pemula mungkin bertanya-tanya apa itu dividen trap?

Dividen trap dapat diartikan sebagai potensi penurunan harga saham usai hari cum date atau hari terakhir pembelian saham untuk mendapatkan dividen.

Hal ini tentu harus diwaspadain investor karena bisa membuat investor terperangkap dan tak bisa menjual sahamnya kembali.

Baca juga: Cara Lo Kheng Hong Bedakan Investor Saham, Spekulan, dan Penjudi

Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati mengatakan, ada dua tujuan berinvestasi, yakni jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek bisa dikatakan sebagai trader harian yang tujuannya hanya capital gain, dan untuk jangka panjang tentu ada tambahan keuntungan, berupa dividen.

Dividen trap bisa dibilang, perusahaan yang membagikan dividen, tapi makin bukannya harga sahamnya semakin naik, tapi sebaliknya harganya terus mengalami penurunan,” kata Ike secara virtual, Senin (5/2/2024).

“Saat pengumuman dividen kita beli, karena FOMO, begitu ex-date, malah sahamnya ARB. Kita bisa beli, tapi pas mau jual susah, itu namanya dividen trap. Jadi harus hati-hati,” jelas dia.

Baca juga: Rajin Bagi Dividen Jumbo, 7 Saham Ini Malah Terdepak dari Indeks High Dividen20

Ike mengatakan, saham-saham perbankan memiliki potensi risiko ‘dividen trap’ yang jauh lebih kecil. Hal ini karena saham-saham tersebut lebih aman mengingat fundamental perusahaan yang baik, likuiditas, dan konsistensi dalam membagikan dividen.

“Misalnya BBCA, yang memiliki risiko terendah dalam hal potensi dividen trap,” jelasnya.

“Apakah saham BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI misalnya, pasca ex-date harga sahamnya bsia anjlok setelah bagi dividen? kalau penurunan wajar iya, tapi kalau anjlok mungkin tidak,” tambah Ike.

Baca juga: Investasi Saham Haram? Ini Kata BEI


Ike menjelaskan saham-saham perbankan blue chip tersebut, memiliki net income yang baik, sehingga harga sahamnya sulit untuk turun.

“Sangat kecil kemungkinan saham (perbankan blue chip) itu terjadi dividen trap, industri perbankan masih bagus kondisi fundamentalnya,” tegas dia.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan untuk mencari peluang cuan dari dividen, yang perlu dilakukan investor adalah tidak FOMO, cek kondisi fundamental keuangannya, lukuiditasnya, dan konsistensi perusahaan dalam membagikan dividen kepada para pemegang saham.

Investor juga harus siap dengan risiko dari keputusan investasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com