Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Perdagangan, IHSG dan Rupiah Kompak Melaju di Zona Hijau

Kompas.com - 07/02/2024, 09:39 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (7/2/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.16 WIB, IHSG berada pada level 7.275,07 atau naik 27,6 poin (0,38 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.247,4.

Sebanyak 188 saham melaju di zona hijau dan 193 saham di zona merah. Sedangkan 217 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,6 triliun dengan volume 2,8 miliar saham.

Baca juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini 7 Februari 2024

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, IHSG berpeluang menguat terbatas hari ini.

Sentimen yang mempengaruhi IHSG di antaranya kebijakan Bank Sentral Australia yang mempertahankan tingkat suku bunga pada level tertingginya dalam kurun waktu 12 tahun terakhir.

Dari domestik, pemerintah memastikan bahwam subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun ini tidak akan membengkak meskipun fluktuasi harga minyak mentah terus bergejolak akibat ketidakpastian geopolik dan perekonomian.

Baca juga: Simak Rekomendasi Saham Perbankan untuk Pemburu Dividen

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.175 – 7.270,” kata Maximilianus.

Sementara itu, Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Hang Seng Hong Kong 1,34 persen (216,56 poin) ke posisi 16.353,43, Shanghai Komposit 0,85 persen (23,5 poin) ke posisi 2.813,07, dan Strait Times bertambah 1,29 persen (40,2 poin) ke posisi 3.165,91. Sementara itu, Nikkei melemah 0,14 persen (51,8 poin) ke level 36.108,89.

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 9.12 WIB rupiah berada pada level Rp 15.714 per dollar AS atau naik 16 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.730 per dollar AS.

Baca juga: Bisnis EBT Menjanjikan di Masa Depan, Bagaimana Prospek Saham PGEO?

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah didorong oleh pernyataan Petinggi Bank Sentral AS yang mempertegas soal peluang pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini.

“Tanpa adanya data ekonomi AS yang baru, ini bisa dijadikan penggerak dollar AS. Ini sentimen negatif untuk dollar AS. Rupiah berpeluang menguat hari terhadap dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

“Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bagus bisa menjadi sentimen positif bagi rupiah. Rupiah berpeluang menguat ke arah Rp 15.680 per dollar AS, dengan potensi resisten di sekitar Rp 15.750 per dollar AS,” tambah Ariston.

Baca juga: Ada 26 Perusahaan Masuk Pipeline Pencatatan Saham

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com