Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pekan Bergejolak bagi Pasar Saham AS

Kompas.com - 18/02/2024, 08:34 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan, Jumat (16/2/2024) waktu setempat. Pergerakan saham-saham di bursa AS dibayangi oleh kekhawatiran bahwa penurunan suku bunga Federal Reserve mungkin tidak akan terjadi.

Indeks S&P 500 turun 0,48 persen menjadi 5.005,57. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 145,13 poin, atau 0.37 persen pada posisi 38.627,99. Sementara itu, Nasdaq Komposit kehilangan 0,82 persen dan berakhir pada level 15.775,65.

Ketiga indeks utama mematahkan kenaikan beruntun lima minggu dan mengakhiri minggu ini dengan posisi negatif. S&P 500 mengakhiri pekan ini lebih rendah sebesar 0,42 persen, sedangkan Dow tergelincir 0,11 persen, dan Nasdaq anjlok 1,34 persen.

Baca juga: Sebut Divestasi Saham Vale Disepakati, Menteri ESDM: Tinggal Administrasi Saja

Indeks harga produsen untuk bulan Januari, yang merupakan ukuran inflasi grosir, meningkat 0,3 persen. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan sebesar 0,1 persen.

Sementara itu, inflasi inti naik sebesar 0,5 persen atau lebih tinggi dari ekspektasi kenaikan 0,1 persen.

Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun melonjak di atas 4,3 persen menyusul pembacaan data inflasi. Imbal hasil Treasury AS tenor 2 tahun bahkan sempat menyentuh level 4,7 persen, atau tertinggi sejak Desember.

Baca juga: Sepakat soal Harga Divestasi Saham Vale, Erick Thohir: Tunggu Pengumumannya

Minggu ini merupakan minggu yang penuh gejolak bagi pasar saham, karena investor dengan hati-hati menilai arah perekonomian AS dan kapan Federal Reserve mungkin memutuskan untuk menurunkan suku bunganya.

Pada Selasa, Dow membukukan penurunan harian terbesar selama hampir satu tahun setelah indeks harga konsumen utama bulan Januari mencapai 3,1 persen, atau lebih tinggi dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebesar 2,9 persen.

Pasar mengabaikan laporan tersebut dalam dua hari berikutnya, dan S&P 500 sempat rebound pada hari Kamis dan ditutup pada rekor tertinggi.

Baca juga: Lego Belasan Juta Saham Amazon, Jeff Bezos Raup Rp 31,18 Triliun

Namun laporan inflasi pada hari Jumat menambah kekhawatiran bahwa The Fed mungkin harus menunggu hingga akhir tahun ini, sebelum mulai menurunkan suku bunganya.

CEO di AXS Investments Greg Bassuk mengatakan, investor harus bersiap menghadapi volatilitas jangka pendek yang lebih besar.

“Sebagian investor yakin bahwa penurunan suku bunga akan dimulai pada paruh pertama tahun ini, dan tampaknya The Fed akan menunda hingga paruh kedua tahun ini,” ujar Bassuk.

“Pasar saat ini benar-benar mencerminkan tarik-menarik antara inflasi yang tinggi, dan pendapatan (korporasi) yang kuat, serta tanda-tanda lain dari perekonomian yang kuat, yang menggarisbawahi keyakinan investor bahwa ada lebih banyak pertumbuhan,” sambung dia.

Baca juga: 8 Kesalahan Investasi Saham yang Harus Dihindari, Apa Saja?

Adapun saham Applied Materials melonjak 6 persen pada hari Jumat karena pendapatan yang lebih kuat dari perkiraan. Sementara itu, saham layanan pengiriman makanan DoorDash turun 8 persen karena kerugian yang lebih besar dari perkiraan.

Saham perusahaan periklanan digital Trade Desk melonjak sekitar 17 persen setelah mengumumkan perkiraan yang optimis untuk kuartal pertama.

Baca juga: Syarat Minimum Free Float dan Jumlah Pemegang Saham

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com