Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Memilih Instrumen Investasi agar Terhindar dari Kerugian

Kompas.com - 17/02/2024, 22:28 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPPR) Kemenkeu Deni Ridwan mengingatkan kepada masyarakat untuk memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan agar terhindar dari kerugian.

"Kalau kita bicara strategi investasi, pertama, tujuannya dulu. Apakah jangka pendek, menengah, atau panjang. Kemudian kita sesuaikan, mana (instrumen investasi) yang cocok," kata Deni seperti dilansir dari Antara, Sabtu (17/2/2024).

Dalam menerapkan strategi berinvestasi, Deni mengutip filosofi yang pernah dikatakan pelatih sepak bola Alex Ferguson yaitu "attack wins you games, defence wins you titles".

Baca juga: Bertemu Dubes Baru Jepang, Menhub Bahas Proyek MRT Jakarta, Pelabuhan Patimban, dan Proving Ground Bekasi

 

Ungkapan itu menekankan pentingnya membangun pertahanan apabila ingin menjadi seorang juara.

Deni mengatakan bahwa langkah memperkuat pertahanan perlu dilakukan dalam berinvestasi untuk mencegah kerugian.

Oleh sebab itu, dia menyarankan masyarakat untuk memilih instrumen investasi yang konvensional terlebih dahulu karena relatif lebih aman.

"Yang penting investasi ini akan memberi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan inflasi. Apa yang aman?, Mungkin deposito, Surat Berharga Negara (SBN) ritel, atau emas. Itu investasi yang mungkin tidak akan rugi," ujar dia.

Baca juga: Proyek KPBU Proving Ground Bekasi Ditargetkan Soft Launching September 2024

Apabila pertahanan sudah kuat, lanjut Deni, maka masyarakat dapat masuk ke instrumen investasi dengan risiko menengah atau lebih tinggi dibanding konvensional.

Beberapa contoh investasi yang dapat dipilih, antara lain reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan obligasi korporasi.

Pada tahap selanjutnya, terang Deni, maka investor dapat masuk pada instrumen investasi yang lebih "attacking" atau dengan risiko yang semakin tinggi seperti saham dan kripto.

Deni berpendapat bahwa porsi investasi yang bersifat defensif atau konvensional cenderung mendominasi seiring bertambahnya usia seseorang.

Baca juga: Cara Mengatasi Token Listrik Gagal Masuk ke Meteran

 

Sementara porsi investasi konvensional pada orang berusia muda cenderung lebih kecil karena kelompok usia ini lebih berani untuk mengambil risiko.

Meski begitu, porsi investasi tetap harus mempertimbangkan preferensi risiko masing-masing individu.

Maka, kata Deni, bukan hal yang keliru apabila terdapat orang muda yang lebih memiliki preferensi risiko rendah sehingga akan lebih banyak berinvestasi pada instrumen yang relatif aman.

"Sekali lagi, keputusan untuk berapa persen (porsi) yang konservatif dan berapa persen yang lebih berisiko itu biasanya disesuaikan dengan umur dan juga pada preferensi risikonya," kata dia.

Baca juga: Redam Dampak Resesi Jepang, Pemerintah Perluas Akses Pasar Perdagangan

Menurut Deni, generasi muda harus menumbuhkan kebiasaan berinvestasi terlepas dari berapapun nominalnya.

Bahkan hanya dengan Rp 1 juta, investor pemula sudah bisa memiliki Obligasi Negara Ritel seri 025 (ORI025) yang belum lama ini diterbitkan pemerintah dengan kupon tetap (fixed rate) mulai dari 6,25 persen per tahun.

"Ada yang bilang, investasi itu hanya untuk orang kaya. Itu salah. Justru karena duit kita sedikit, makanya kita harus atur supaya bisa mendapatkan manfaat yang optimal. Apalagi, dengan kehadiran teknologi saat ini justru opsi untuk kita berinvestasi lebih banyak," kata Deni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com