Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Bangkit, Rupiah Masih Lesu

Kompas.com - 20/02/2024, 09:53 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (20/2/2024). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.20 WIB, IHSG berada pada level 7.321,56 atau naik 24,8 poin (0,34 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.296,7.

Sebanyak 251 saham melaju di zona hijau dan 163 saham di zona merah. Sedangkan 213 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,12 triliun dengan volume 1,5 miliar saham.

Baca juga: Mampukah IHSG Hari Ini Bangkit? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham 20 Februari

Bursa Asia mixed dengan penurunan Nikkei 0,02 persen (9,5 poin) pada level 38.460,8, dan Strait Times pada level 3.223,8 atau melemah 0,07 persen (2,1 poin). Sementara itu, Hang Seng Hong Kong menguat 0,13 persen (20,6 poin) pada posisi 16.176,31 dan Shanghai Komposit naik 0,06 persen (1,8 poin) ke posisi 2.912,34.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 9.12 WIB rupiah berada pada level Rp 15.652 per dollar AS atau melemah 22 poin (0,14 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.631 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah masih berpeluang melemah terhadap dollar AS hari ini. Pelaku pasar masih mewaspadai kebijakan pemangkasan Bank Sentral AS yang bisa tertunda karena data inflasi AS yang sulit turun.

"Dollar AS bergerak menguat belakangan ini karena isu ini. Rupiah berpeluang melemah ke arah Rp 15.650 per dollar AS hingga Rp 15.680 per dollar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 15.580 per dollar AS, hari ini," kata Ariston kepada Kompas.com.

Dari dalam negri, naiknya harga komoditas pangan mungkin menjadi bisa memberikan sentimen negatif ke rupiah karena mengganggu pertumbuhan ekonomi dalam negri.

Tapi di sisi lain, aksi Bank Sentral China yang memangkas suku bunga pinjaman 5 tahun sebesar 25 basis poin dari 4,2 persen menjadi 3,95 persen, bisa memberikan sentimen positif untuk nilai tukar yang berkaitan dagang dengan China seperti dollar Australia, dollar Selandia Baru, dollar Kanada, dan nilai tukar emerging markets.

"Rupiah pun berpeluang mendapatkan sentimen positif. Pemangkasan ini diharapkan membantu pemulihan ekonomi China yang sedang melambat," tegasnya.

Baca juga: Bullish Berakhir, IHSG Ditutup Melemah di Bawah Level 7.300

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com