Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Saham BYAN Turun, Harta Low Tuck Kwong Susut Rp 3,5 Triliun

Kompas.com - 18/02/2024, 20:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham Bayan Resources (BYAN) mengalami penurunan 1,26 persen dan pada akhir perdagangan Jumat (16/2/2024). Saham BYAN berakhir di level Rp 19.525 per saham.

Tren penurunan harga saham BYAN ini turut membuat pundi-pundi kekayaan pemiliknya, Low Tuck Kwong susut.

Berdasarkan Forbes Real Time Billionaires, Sabtu (17/2/2024) jumlah kekayaan bersih Low Tuck Kwong susut 229 juta dollar AS atau setara dengan Rp 3,5 triliun.

Baca juga: Hartanya Bertambah Rp 3,5 Triliun, Low Tuck Kwong Jadi Orang Terkaya di Indonesia

Pada Minggu (18/2/2024), harta Low Tuck Kwong tercatat berjumlah 27,4 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 428 triliun.

Per akhir Desember 2023, Low merupakan pemegang saham mayoritas di BYAN. Jumlah sahamnya mencapai 61 persen atau setara dengan 20,3 miliar lembar saham, dari total saham yang beredar yakni 33,3 miliar lembar saham.

Dengan demikian Low menjadi satu-satunya pemegang saham pengendali BYAN. Di usianya yang menginjak 75 tahun, Low masih menduduki jabatan sebagai Direktur Utama perusahaan yang tercatat di BEI pada 2008 itu.

Baca juga: Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Indonesia, Kekayaan Low Tuck Kwong Menguap Rp 134 Triliun

BYAN go public pada Agustus 2008 dengan melepas sebanyak 833,3 juta lembar saham ke publik dengan harga Rp 5.800 per saham, dan meraih dana IPO sebesar Rp 4,83 triliun.

Perusahaan tambang batu bara itu didirikan pada 1973 setelah setahun Low pindah ke Indonesia. Dengan berdirinya perusaan itu, pria kelahiran Singapura itu dijuluki sebagai raja batu bara.

Low juga saat ini mengendalikan perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources. Dia juga memiliki saham di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.

Baca juga: Harta Low Tuck Kwong Menyusut, Hartono Bersaudara Kembali Jadi Orang Terkaya RI

Low mendukung SEAX Global, yang sedang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

Ketika remaja, Low bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya. Keputusah untuk pindah ke Indonesia nyatanya membuka peluang besar setelah Low membeli tambang pertamanya pada tahun 1997.

Baca juga: Hartono Bersaudara Salip Low Tuck Kwong dari Posisi Orang Terkaya Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com