Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Premium Mulai Kembali Terlihat di Ritel Modern

Kompas.com - 18/02/2024, 17:02 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beras premium mulai kembali terlihat di toko ritel modern di Kota Bekasi. Namun demikian, stoknya masih terbatas.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, beras premium kembali hadir di salah satu Alfamidi di Mustika Jaya, Kota Bekasi. Beras dengan kemasan 5 kg itu baru saja datang dari pengiriman, sehingga masih berada dalam karung pengiriman, dan belum ditempatkan di rak barang.

Salah seorang karyawan Alfamidi membenarkan, stok beras di toko tersebut telah kosong selama beberapa pekan terakhir. Ini menjadi kiriman beras pertama dalam beberapa waktu terakhir.

"Baru banget dateng berasnya, jadi belum dibuka," kata dia, Minggu (18/2/2024).

Baca juga: Mendag Zulhas: Presiden Pastikan Bantuan Beras Lanjut sampai Juni 2024

Ia menyebutkan, beras premium kemasan 5 kg itu dijual dengan harga Rp 69.500. Berdasarkan pantauan Kompas.com, stok beras yang diterima toko Alfamidi tersebut masih terbatas.

Penampakan berbeda terlihat di salah satu Indomaret yang jaraknya tidak berjauhan. Di toko ini tidak terdapat satu pun jenis beras yang dijual. Rak barang yang biasanya diisi beras tampak kosong.

Karyawan di toko tersebut bilang, beras premium sebenarnya sempat tersedia beberapa waktu lalu. Namun, tidak memakan waktu lama, stok beras sudah tidak tersedia lagi.

"Kemarin ada (beras), tapi udah enggak ada lagi sekarang," katanya.

Baca juga: Mendag Pastikan Pasokan Beras Melimpah dan Siap Didistribusikan

Ia tidak bisa memastikan, kapan jadwal pengiriman beras berikutnya. Ia pun tidak mengetahui alasan stok beras di toko tersebut masih terbatas.

Sebagai informasi, stok beras di toko ritel berbagai daerah belakangan langka. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, beras langka disebabkan salah satunya oleh masa panen beras di dalam negeri yang lambat sehingga pemerintah harus memasok beras impor ke pasaran agar kebutuhan masyarakat terpenuhi.

"Beras itu memang kita lambat kan panennya. Nanamnya lambat, panennya lambat. Tetapi kan kita (pemerintah) sudah isi dengan impor yang banyak," ujarnya.

Baca juga: Satgas Pangan Polri Sebut Stok Beras Cukup

Untuk mengatasinya, pemerintah berupaya menggelontorkan beras impor ke masyarakat. Walaupun impor beras, pemerintah bakal memastikan kebijakan ini tidak merugikan petani lokal.

"Sekarang di petani harga beras itu kan dibeli Rp 11.000-an, gabah itu Rp 8.000, jadi tinggi sekali. Nah, untuk mengatasi harga mahal itu, pemerintah, Bulog suplai ke pasar-pasar dari 100.000 sampai 200.000 ton per bulan, sekarang ditingkatin 250.000 ton," ucap Zulhas.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, pihaknya per 12 Februari kemarin telah menggelontorkan 220 ton beras SPHP untuk mengisi kekosongan beras di ritel modern.

Dari angka itu, Hypermart mendapat jatah 40 ton, Ramayana 50 ton, Lottemart 10 ton, Alfamart 30 ton.

“Kemudian kami juga telah mengguyurkan beras SPHP ke Indomaret 50 ton, Indogrosir 40 ton. Jadi begitu dapat perintah untuk mengisi kekosongan ritel di Jakarta langsung kita jalankan,” ujarnya dalam diskusi media di Jakarta, Selasa (13/2/2024).

Baca juga: Kompensasi dan Dampak Kenaikan Harga Beras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com