Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Prabowo, Bikin Bensin dari Singkong, Ubah Sawit Jadi Solar

Kompas.com - Diperbarui 01/03/2024, 11:22 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto punya rencana besar bila menjadi Presiden Indonesia mendatang, yakni melakukan swasembada energi.

Ia berjanji akan mengupayakan Indonesia bisa terbebas dari ketergantungan impor BBM. Caranya, dengan memanfaatkan sumber daya nabati lokal yang diklaim tidak akan pernah habis.

Menurut Prabowo, Indonesia kaya akan tanaman komoditas perkebunan yang bisa diolah menjadi etanol, salah satu bahan bakar nabati yang lebih ramah lingkungan dibandingkan sumber energi fosil.

“Kita nanti green energy dan kita akan swasembada energi bensin, dari mana? Dari etanol, etanol dari mana? Dari tebu dan singkong,” kata Prabowo dikutip dari Antara, Jumat (1/3/2024).

Baca juga: Food Estate Era Soeharto dan Kerusakan Masif Hutan di Kalimantan

Sebagai informasi saja, etanol sendiri dikenal sebagai senyawa alkohol yang diproses dari bahan baku nabati menjadi bahan bakar maupun minuman keras, biasanya diperoleh melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme.

Sejatinya, sudah banyak negara termasuk Indonesia, yang menggunakan etanol sebagai subtitusi BBM (bioetanol). Hanya saja, etanol biasanya masih dicampurkan dengan bensin dari bahan bakar fosil.

Bahan bakar etanol digunakan sebagai alternatif yang dianggap lebih ramah terhadap lingkungan, karena bahan bakar etanol menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil.

Etanol juga dapat membantu minimalisir ketergantungan terhadap sumber energi fosil yang sangat terbatas.

Baca juga: Mengapa Menhan Prabowo Subianto Kini Sibuk Tanam Singkong?

“Artinya nanti BBM kita akan ramah lingkungan, tidak ada polusi dan terbarukan,” ucap Prabowo.

Bikin solar dari CPO

Selain hendak menjadikan singkong dan tebu sebagai bahan bakar pengganti bensin, Prabowo juga berencana menjadikan sawit sebagai bahan baku utama pembuatan solar atau minyak diesel (biodiesel).

Sejatinya, Pertamina sudah lama menggunakan campuran biodiesel dari minyak CPO sebagai campuran solar yang dikenal dengan B30. Artinya, persentase minyak nabati sawit dalam solar yang dijual di SPBU Pertamina sekitar 30 persen.

Sementara Prabowo ingin kadar minyak nabatinya ditambah, bahkan kalau bisa persentase minyak nabati sawit dalam solar sampai 100 persen alias tanpa menggunakan campuran minyak fosil sama sekali.

Dengan demikian, menurut klaim Prabowo, Indonesia tak perlu lagi menghabiskan devisa untuk impor BBM.

Baca juga: Aset Sitaan BLBI Tommy Soeharto Tak Laku-laku, Ini Dugaan Kemenkeu

“Kita sudah bisa bikin B100, artinya biodiesel dari kelapa sawit 100 persen. Bisa kita bayangkan nggak? Kita tidak akan impor lagi solar dari luar negeri (impor BBM), karena kita punya produksi kelapa sawit sekarang 48 juta ton,” katanya.

Dilema impor BBM

Selama ini Indonesia memang merupakan negara net importir minyak. Kondisi ini terjadi karena produksi BBM dari kilang minyak di dalam negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com