BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan HSBC

HSBC Dukung Investasi PepsiCo Bangun Pabrik Baru di Cikarang, Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Keberlanjutan

Kompas.com - 06/03/2024, 18:18 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia) menjadi banking partner PepsiCo dalam pembangunan pabrik makanan ringan baru di Cikarang, Jawa Barat.

Pabrik tersebut merupakan bagian dari investasi jangka panjang PepsiCo di Indonesia. Melalui pabrik ini, PepsiCo akan menyediakan produk-produk berkualitas dan berkelanjutan bagi konsumen Tanah Air.

Managing Director sekaligus Head of Wholesale Banking HSBC Indonesia Riko Tasmaya mengaku bangga karena pihaknya bisa menjadi bagian dari perkembangan bisnis PepsiCo di Indonesia.

Ia menuturkan, sebagai bank internasional yang telah beroperasi di Indonesia selama 140 tahun dan memiliki jaringan global di lebih dari 60 negara, HSBC terus menjaga komitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu upayanya adalah dengan memfasilitasi investasi asing yang hendak masuk ke Tanah Air.

Berkontribusi pada kemajuan Indonesia

Pembangunan pabrik baru PepsiCo telah dimulai sejak Agustus 2023 dan kini sedang dalam tahap lanjutan. Pabrik ini ditargetkan akan beroperasi pada kuartal I 2025.

Menurut perhitungan PepsiCo, proyek itu akan memberikan dampak positif bagi Indonesia, seperti membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pemanfaatan bahan baku lokal, memberdayakan petani, serta mendorong pertumbuhan industri hilir di sektor makanan dan minuman di Tanah Air.

Pabrik seluas 60.000 meter persegi itu juga akan membuka lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan industri hilir di sektor makanan dan minuman Indonesia. Dampak positif yang lebih luas juga akan dirasakan, antara lain peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal, pemanfaatan bahan baku lokal, dan pemberdayaan petani dengan metode pertanian berkelanjutan.

Presiden Komisaris PepsiCo Indonesia Asif Mobin menuturkan, pihaknya membangun fasilitas manufaktur baru di Indonesia dengan komitmen untuk menghadirkan makanan ringan favorit bagi konsumen dan menjalankan nilai PepsiCo Positif (pep+).

Pengoperasian pabrik, lanjut Asif, akan mengedepankan aspek keberlanjutan lingkungan, menggunakan 100 persen energi terbarukan, dan sistem pengisian air daur ulang. PepsiCo juga berkomitmen untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal dan membantu meningkatkan taraf hidup petani lokal.

Ia melanjutkan, investasi PepsiCo di Indonesia tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga membuka jalan bagi petani Indonesia untuk menerapkan praktik dan teknologi pertanian generasi mendatang.

“Kami berkomitmen memberdayakan petani Indonesia dengan pengetahuan tentang ketahanan iklim dan teknik pertanian berkelanjutan yang kami kuasai, serta dipandu oleh strategi pep+. Komitmen ini tidak hanya untuk mewujudkan prinsip pertanian positif, tetapi juga sebagai upaya untuk mengefisienkan biaya operasional dan meningkatkan margin keuntungan bagi sektor pertanian,” jelas Asif dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (8/2/2024).

Indonesia punya pertumbuhan investasi yang baik

Investasi yang dilakukan Pepsico melalui banking partner HSBC merupakan foreign direct investment atau penanaman modal asing (PMA).

PMA dilakukan oleh perusahaan atau individu asing ke negara tujuan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan, mengendalikan sumber daya, atau memasuki pasar. Negara tujuan investasi pun mendulang keuntungan dari aktivitas tersebut.

Di Indonesia, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi PMA mencapai 47,3 miliar dollar AS atau Rp 744 triliun pada 2023. Capaian ini meningkat 13,7 persen dari realisasi pada 2022 yang berjumlah 45,6 miliar dollar AS atau Rp 654,4 triliun.

Sebelum menanamkan investasi ke negara tujuan, perusahaan atau individu biasanya akan mempertimbangkan dua hal, yaitu ekonomi dan sosial politik.

Pertimbangan aspek ekonomi meliputi ukuran dan potensi pertumbuhan pasar, infrastruktur, sumber daya, biaya tenaga kerja dan keterampilan, kebijakan dan peraturan perdagangan, serta perpajakan dan insentif.

Sementara, pertimbangan aspek sosial politik mencakup beberapa faktor, seperti stabilitas dan risiko politik, tingkat korupsi, sosial, dan budaya.

Berdasarkan hasil riset HSBC Global Research, jumlah FDI di Indonesia belum meningkat secara signifikan. Namun, berkat sejumlah transformasi yang dilakukan, Indonesia mampu menarik perhatian investor, bahkan dinilai menjadi salah satu negara di Asia yang menawarkan pertumbuhan investasi terbaik.

Salah satu transformasi yang dilakukan adalah pembangunan infrastruktur.

Belanja infrastruktur di Indonesia mengalami stagnasi selama beberapa dekade terakhir. Hal ini mengakibatkan potensi pertumbuhan ekonomi hilang. Laporan Bank Dunia memperkirakan bahwa Indonesia kehilangan 1 persen pertumbuhan ekonomi setiap tahun karena stagnasi ini.

Namun, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), infrastruktur menjadi fokus utama dalam sembilan tahun terakhir. Investasi di sektor-sektor, seperti jalan, kereta api, pelabuhan, bandara, zona ekonomi, dan bendungan, meningkat pesat. Belanja infrastruktur meningkat lebih dari dua kali lipat antara 2014 dan 2019, bahkan mencapai rekor tertinggi pada 2021 dengan nilai lebih dari Rp 400 triliun.

Pemerintah telah mengidentifikasi lebih dari 200 proyek strategis nasional (PSN) di 37 sektor prioritas. Untuk mengawasi kemajuan proyek-proyek ini, dibentuklah Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).

Dengan infrastruktur yang memadai, seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara, biaya logistik dapat diturunkan dan efisiensi rantai pasokan pun bisa ditingkatkan. Hal ini turut menjadi pertimbangan para investor ketika hendak berinvestasi di sebuah negara.

Faktor selanjutnya adalah prediksi Indonesia akan menjadi pasar konsumen terbesar keempat di dunia pada 2030. Penurunan tingkat kesuburan menyebabkan jumlah anggota keluarga menyusut sehingga meningkatkan pendapatan per kapita yang tersedia untuk dibelanjakan.

Hal itu terlihat dari data produk domestik bruto (PDB) per kapita yang terus meningkat, yakni mencapai lebih dari 5.000 dollar AS per kapita pada akhir 2022. Jumlah ini dua kali lipat lebih tinggi jika dibandingkan India.

Selain itu, konsumen kelas menengah dan atas semakin bersedia untuk mengeluarkan uang lebih banyak untuk produk-produk berkualitas tinggi.

Hasil HSBC Global Research juga menyebutkan bahwa Indonesia memiliki kebijakan yang menguntungkan dalam PMA, baik dari segi operasional maupun fiskal.

Menurut survei HSBC Global Connections baru-baru ini, Indonesia juga merupakan salah satu target utama bagi perusahaan-perusahaan yang ingin berinvestasi di kawasan Asia Tenggara. Pasar konsumen domestik Indonesia tumbuh 5,2 persen pada 2023. Hal ini menjadikan Indonesia negara tujuan yang menjanjikan bagi bisnis internasional.

Sebagai salah satu bank internasional terbaik di Indonesia, HSBC berada pada posisi yang tepat untuk mendukung dan memfasilitasi investasi asing langsung ke Indonesia di berbagai sektor.

Eksistensi yang lama di Indonesia membuat HSBC memiliki pemahaman mendalam mengenai pasar Tanah Air. Didukung dengan konektivitas internasional di puluhan negara, memungkinkan bank ini memainkan peran strategis sebagai pintu gerbang perdagangan dan finansial antara Timur dan Barat, serta menghubungkan Indonesia dengan dunia dan sebaliknya.

Di Indonesia, HSBC merupakan satu-satunya bank internasional yang memberikan solusi menyeluruh bagi nasabah ritel, korporasi lokal dan multinasional, serta berbagai institusi keuangan lain. Mulai dari solusi payment and collection lintas negara yang menyeluruh, layanan perdagangan, bisnis konsultasi, hingga pembiayaan berkelanjutan disediakan HSBC.

HSBC berkomitmen untuk terus mendorong dan membuka peluang bagi investor asing dengan keahlian yang beragam dari berbagai macam sektor. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk membantu membangun perekonomian Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com