Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turunkan Angka Stunting di NTT, Dexa Gelar Edukasi untuk Ratusan Bidan

Kompas.com - 08/03/2024, 20:39 WIB
Aprillia Ika

Editor

KUPANG, KOMPAS.com - Tingginya angka prevalensi stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih tinggi. Untuk itu, Dexa Group menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia dan Pemerintah Provinsi NTT menggelar Edukasi Bidan dan Intervensi Stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Menurut Pejabat Gubernur NTT Ayodhia G.L Kalake, hingga Agustus 2023 angka prevalensi stunting di NTT masih sebesar 15,2 persen dari hasil timbang 419.738 balita.

"Jumlah ini masih cukup tinggi memang karena ini setara dengan 63.804 balita stunting," ujarnya melalui keterangan pers, Jumat (8/3/2024).

Walaupun begitu, lanjutnya, jumlah ini mulai menurun. Tercatat pada 2021 prevalensi stunting di NTT masih 20,9 persen. Kemudian pada tahun 2022 turun lagi jadi 17,7 persen.

Baca juga: Kata Peternak Sapi Perah: Banyak Susu di RI Dicampur Air, Tak Efektif Atasi Stunting

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN RI, Marianus Mau Kuru menyampaikan bahwa stunting menjadi masalah bersama.

Oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalah stunting ini, semua pihak harus melaksanakan secara kolaboratif, konvergen, bersama-sama.

Hal senada disampaikan Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Pusat Ade Jubaedah. Untuk itu, IBI terus menjalin koordinasi dan bekerja sama dengan semua pihak seperti BKKBN untuk menurunkan angka stunting dan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Baca juga: Menteri Suharso Sebut Subsidi Energi Bisa Direalokasikan untuk Atasi Stunting 

Sementara bagi Dexa Group, upaya menurunkan stunting menjadi inisiatif strategis dalam kontribusi Dexa Group sebagai perusahaan farmasi Nasional yang fokus di bidang kesehatan.

Untuk itu, Dexa Group fokus menyediakan produk farmasi yang bermutu, berkhasiat, dan aman, turut berkontribusi dalam Program Percepatan Penurunan Stunting ini.

"Dengan landasan perusahaan, Expertise for the Promotion of Health, bersama salah satu platform digital yang memantau kesehatan ibu hamil hingga masa menyusui yakni aplikasi Teman Bumil, dalam program ini berkolaborasi bersama untuk berkontribusi membantu pencapaian target penurunan stunting," ujar Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy.

Baca juga: Gibran Bakal Fokus Tuntaskan Stunting dan Ketersediaan Sanitasi

Anggaran Stunting

Pada medio 2023 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat "menyentil" daerah dengan anggaran stunting hingga Rp 10 miliar, namun untuk rapat dan perjalanan dinas habis Rp 6 miliar.

“Kapan stuntingnya akan selesai kalau caranya seperti ini? Ini yang harus diubah semuanya. Kalau 10 miliar itu anggarannya, mestinya yang untuk lain-lainnya itu 2 miliar, yang 8 miliar itu ya untuk langsung telur, ikan, daging, sayur, berikan ke yang stunting,” ujar Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (14/6/2023).

Presiden sendiri menargetkan angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2024 agar turun menjadi 14 persen.

Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting masih di angka 21,6 persen. Oleh karena itu, peran generasi muda sangat dibutuhkan karena stunting adalah akumulasi dari apa yang generasi muda saat ini lakukan dan konsumsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com