Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. (HC) Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa
Pengamat Dunia Maritim

Pengamat Dunia Maritim

Transportasi Maritim Indonesia Modern: Kapal Sipil Berenergi Nuklir

Kompas.com - 09/03/2024, 16:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA sebagai negara kepulauan dengan panjang garis pantai mencapai 99.093 Km dan luas pantai mencapai 6.315.222 km2, memiliki potensi ekonomi laut yang harus dikelola secara bijaksana sesuai dengan visi negara yang menekankan pada pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan.

Dalam konteks ini, kajian tentang pemanfaatan propulsi nuklir untuk kapal laut di Indonesia menjadi semakin relevan.

Kapal laut berpropulsi nuklir memiliki keunggulan dalam pelayaran jarak jauh dan waktu lama, mampu berlayar lebih dari 5 tahun tanpa perlu mengisi bahan bakar lagi.

Hal ini sangat sesuai dengan kondisi geografis Indonesia yang luas dan kompleks, di mana kapal-kapal seringkali harus berlayar dalam jarak jauh dan terisolasi.

Aspek lingkungan harus menjadi perhatian utama selanjutnya. Penggunaan propulsi nuklir dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, memberikan kontribusi positif terhadap perlindungan lingkungan laut, dan menjaga ekosistem sensitif di sekitarnya.

Namun, penting juga untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi ini tidak membawa risiko pencemaran nuklir yang tidak terkendali. Pengelolaannya dilakukan dengan standar keselamatan tinggi.

Kondisi geografis laut Indonesia yang sangat luas menjadi pertimbangan penting dalam penggunaan kapal laut berpropulsi nuklir.

Dengan jarak jelajah yang besar, kapal berpropulsi nuklir dapat menjadi solusi efektif untuk menjelajahi perairan Indonesia yang terpencil dan memungkinkan pelayanan yang lebih efisien dalam penjelajahan laut.

Kapal laut berpropulsi nuklir telah menjadi subjek perdebatan yang hangat dalam industri maritim modern.

Dengan kemampuannya berlayar jarak jauh dan waktu lama tanpa perlu mengisi bahan bakar, serta kontribusinya dalam mengurangi efek rumah kaca, kapal berpropulsi nuklir muncul sebagai alternatif menarik untuk mengatasi tantangan pelayaran jarak jauh.

Meskipun kapal laut berpropulsi nuklir menawarkan potensi besar sebagai solusi alternatif untuk transportasi maritim di Indonesia, masih banyak tantangan yang perlu diatasi.

Dengan penekanan pada inovasi, kerja sama internasional, dan pengembangan regulasi yang sesuai, Indonesia dapat memanfaatkan potensi propulsi nuklir untuk kapal laut sebagai salah satu langkah menuju pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan dan efisien.

Keunggulan utama dari kapal laut berpropulsi nuklir adalah kemampuannya untuk berlayar dalam jarak jauh dan waktu lama. Dengan kapasitasnya yang tidak perlu mengisi bahan bakar selama lebih dari 5 tahun.

Kapal berpropulsi nuklir memberikan fleksibilitas dan kemandirian yang sangat dibutuhkan dalam pelayaran jarak jauh.

Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pasokan bahan bakar konvensional yang seringkali sulit dijumpai di tengah lautan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com