Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Badan Pangan Nasional Naikkan HET Beras Premium

Kompas.com - 14/03/2024, 08:35 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo mengungkapkan, penetapan relaksasi Harga Eceren Tertinggi (HET) yang semula Rp 13.900 menjadi Rp 14.900 per kilogram dilakukan untuk menjaga ketersediaan stok beras.

Sebab, Arief menjelaskan, belajar dari pengalaman sebelumnya, sempat karena harga GKP terlalu rendah membuat petani tidak ada yang memasok beras untuk digiling lantaran tidak adanya keseimbangan harga.

“Ya, relaksasi ini kan untuk menjaga ketersediaan juga, baik masyarakat kecil mau menengah atau high end kan perlu ketersediaan. Jangan sampai ketersediaan enggak ada. Kita kan pernah ada pengalaman-pengalaman demikian, saat harga terlalu rendah, itu enggak ada yang bisa masok karena tidak seimbang sama market, jadi ini diseimbangkan,” ujar Arief di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Baca juga: Relaksasi HET Beras Premium Tak Diperpanjang, Bapanas Pastikan Hanya Sampai 23 Maret 2024

Sementara ihwal jumlah relaksasi yang diberikan pemerintah sebesar Rp 1.000 per kilogram itu menurutnya cukup karena pasti akan berefek pada kenaikan harga gabah.

“Kalau harga gabah hari ini Rp 7.000, sebenarnya itu sudah bisa di bawah Rp 14.900 harga berasnya,” kata Arief.

Sebelumnya, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memberlakukan relaksasi harga eceren tertinggi atau HET beras premium yang naik semula Rp 13.900 per kilogram menjadi Rp 14.900 per kilogram.

Kenaikan ini pun berlaku hanya sementara mulai dari tanggal 10 Maret 2024 hingga 23 Maret 2024.

Baca juga: HET Beras Premium Direlaksasi, Pedagang Sebut Bisa Atasi Gejolak Harga Beras

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com