Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Mudik Lebaran 2024, ASDP Siapkan Langkah Antisipasi Cuaca Ekstrem

Kompas.com - 16/03/2024, 22:00 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi cuaca ekstrem yang belakangan terjadi. Hal ini agar arus mudik Lebaran 2024 lancar.

Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin memastikan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan lembaga lain seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau kondisi cuaca.

ASDP juga berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) yang memiliki kewenangan dalam pengaturan jadwal kapal untuk memperoleh informasi terbaru mengenai perizinan berlayar sesuai jadwal yang ditetapkan. 

"ASDP akan tetap memprioritaskan layanan yang mengedepankan aspek keselamatan dalam pelayaran," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (16/3/2024).

Baca juga: Sambut Nyepi, Mulai 11 Maret ASDP Tutup Sementara Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk dan Padangbai-Lembar

Dia mengatakan, ASDP secara berkala melakukan mitigasi terhadap para nahkoda dan awak kapal dalam menghadapi cuaca ekstrem dengan memberikan pelatihan khusus dan memastikan mereka memiliki pengetahuan serta keterampilan yang memadai untuk menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem.

Nakhoda dan awak kapal juga selalu berpedoman pada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada dan selalu berkoordinasi dengan stakeholder terkait dalam mengupdate berita dan kondisi cuaca.

ASDP juga menjalin koordinasi dengan operator Pelabuhan dan mitra terkait untuk menyiapsiagakan tugboat jika dibutuhkan.

Baca juga: INKA Buka Pendaftaran Mudik Gratis 2024, Simak Syarat dan Ketentuannya

Menurutnya, dampak yang paling signifikan yang dapat terjadi akibat cuaca ekstrem ialah terganggunya jadwal pelayaran kapal serta kemungkinan terhambatnya mobilitas penumpang dan barang.

Selain itu, ada potensi risiko keamanan dan keselamatan yang perlu diwaspadai dengan terganggunya pelayanan dan operasional di pelabuhan, termasuk jadwal pelayanan kapal.

"Oleh karena itu, ASDP memohon pengertian dan kerjasama seluruh pengguna jasa saat terjadi cuaca ekstrem, dan kebijakan regulator menyatakan bahwa pelayanan penyeberangan ditutup sementara hingga kondisi normal kembali," tuturnya.

Baca juga: Jelang Mudik Lebaran 2024, KPPU Minta 7 Maskapai Tak Naikkan Harga Tiket Pesawat


Sebagai informasi, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait kondisi cuaca ekstrem untuk empat wilayah perairan di Banten termasuk salah satunya adalah wilayah Selat Sunda bagian utara yang merupakan lintasan kapal ferry Merak-Bakauheni.

Bahkan seluruh jadwal pelayaran dari Pelabuhan Merak, Banten pada Jumat (15/3/2024) hingga dini hari tadi sempat tertunda imbas cuaca ekstrem dengan kecepatan angin mencapai 22-30 knot/s dari arah barat daya yang menghasilkan gelombang tinggi mencapai 2,5 meter berdasarkan peringatan dini level 1 yang dikeluarkan oleh BMKG.

Lalu pada pukul 03.40 WIB tadi, aktivitas pelayaran kapal ferry kembali dibuka setelah cuaca berangsur membaik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com