Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Turun Tipis, Rupiah Melemah Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Kompas.com - 02/04/2024, 09:33 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (2/4/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI pada pukul 09.03 WIB, IHSG berada pada level 7.202,92 atau turun 2,1 poin (0,03 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.205,06.

Sebanyak 176 saham melaju di zona hijau dan 145 saham di zona merah. Sedangkan 207 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 463,3 miliar dengan volume 496,21 miliar saham.

Baca juga: Bisakah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus juga memperkirakan hari ini IHSG akan melemah.

Menurut dia, sentimen positif dari perbankan bisa mendorong pergerakan IHSG hari ini. Sentimen yang menjadi perhatian adalah Bank Sentral Jepang yang saat ini fokus pada kenaikkan tingkat suku bunga berikutnya, setelah Yen mengalami pelemahan terhadap dollar AS.

Bank Sentral Jepang juga kerap melakukan intervensi, begitupun dengan Bank Indonesia yang dimana rupiah terus mengalami tekanan terhadap Dollar.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 7.190 – 7.250. Potensi penguatan mungkin terlihat hari ini,” kata Maximilianus.

Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Strait Times 0,47 persen (15,3 poin) pada level 3.250,25, Nikkei menguat 0,38 persen (151,59 poin) ke posisi 16.946,24, dan Hang Seng Hong Kong bertambah 2,45 persen (404,82 poin) ke level 16.946,24.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.08 WIB rupiah berada pada level Rp 15.962 per dollar AS atau turun 67 poin (0,42 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 15.895 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi setelah data PMI Manufaktur AS versi ISM bulan Maret di luar dugaan menunjukkan ekspansi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang menunjukkan kontraksi.

“Rupiah masih berpotensi melemah terhadap dollar AS hari ini, karena ekspektasi pasar soal pemangkasan suku bunga acuan AS datang lebih cepat bisa menurun sehingga mendorong penguatan dollar AS kembali terhadap nilai tukar lainnya,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Sementara itu, indeks dollar AS pagi ini terlihat sudah bergerak di atas 105 dimana pada perdagangan kemarin di kisaran 104. Dari dalam negri, data inflasi bulan Maret terlihat kembali naik.

Kenaikan inflasi bisa menurunkan daya beli masyarakat, dan ini bisa mengundang kekhawatiran pasar terhadap laju perekonomian dalam negri. Apalagi ditambah dengan prospek inflasi tahun depan dimana PPN akan dinaikan.

Ariston memperkirakan rupiah berpotensi melemah ke arah Rp 15.950 sampai dengan Rp 15.980 per dollar AS, dengan support pada kisaran Rp 15.880 per dollar AS.

Baca juga: IHSG Ambles 1,15 Persen, Rupiah Ikut Merah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com