JAKARTA, KOMPAS.com - Pergerakan masyarakat pada periode mudik Lebaran pada tahun ini diproyeksi lebih tinggi dari tahun lalu. Hal itu pun diyakini berdampak terhadap perputaran roda perekonomian nasional.
Bank Syariah Indonesia (BSI) Institute memperkirakan, total potensi perputaran ekonomi dari biaya perjalanan mudik Lebaran tahun ini mencapai Rp 30,42 triliun.
Senior Quantitative Analyst BSI Institute Fatiya Rumi Humaira mengatakan, secara umum 36,8 persen masyarakat mengeluarkan uang untuk biaya mudik.
Baca juga: Beban Puncak Diprediksi 32.000 MW, PLN Pastikan Pasokan Listrik Saat Lebaran Aman
"Berdasarkan perhitungan BSI Institute, total potensi perputaran ekonomi dari biaya perjalanan mudik tersebut secara nasional adalah sebesar Rp 30,42 triliun," ujar Fatiya, dalam riset BSI Institute Quarterly (Kuartal I 2024), dikutip Senin (8/4/2024).
Angka tersebut didapat dengan perhitungan rata-rata biaya perjalanan mudik nasional adalah sebesar Rp 591.150.
Lebih lanjut Fatiya menjabarkan, metode perjalanan mudik yang dipilih masyarakat Indonesia cukup bervariasi, yang mana sebanyak 47 persen mudik dilakukan dengan mobil pribadi.
Baca juga: Jasa Marga Siapkan Tol Japek II Selatan untuk Mudik Lebaran
Kemudian sebanyak 32 persen masyarakat Indonesia melakukan mudik dengan motor pribadi, 25 persen dengan bus atau travel, 19 persen dengan kendaraan sewa, 19 persen dengan kereta, 12 persen dengan pesawat, dan 6 persen dengan kapal.