Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Kompas.com - 19/04/2024, 15:05 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Senior Fellow Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Krisna Gupta mengatakan, konflik yang terjadi antara Iran ke Israel bisa memberikan dampak ke perekonomian Indonesia, salah satunya adalah inflasi.

"Dampaknya akan sangat tergantung seberapa jauh eskalasi serangan tersebut, dan ini tergantung respons dari Israel dan sekutunya," jelas dia dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (19/4/2024).

Krisna menambahkan, dampak lain yang akan sangat terasa adalah pada sektor energi karena mayoritas minyak yang melewati jazirah Arab, dikapalkan untuk pasar Asia.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga minyak diperkirakan akan naik, terutama jika Amerika Serikat dan sekutunya memberikan sanksi ke minyak Iran dan mempersulit penjualannya.

Kenaikan harga minyak nantinya akan berdampak pada APBN 2024 karena dapat mengubah besaran belanja dan defisit. Selain itu, kenaikan harga minyak juga bisa menyebabkan kenaikan harga BBM bersubsidi dan hal ini akan menambah anggaran subsidi.

Sebagai importir Bahan Bakar Minyak (BBM), tentu hal ini bisa mengakibatkan inflasi bagi Indonesia.

Baca juga: Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

"Namun, saya rasa masih ada channel lain bagi Iran untuk menjual minyak karena mereka sudah pernah kena sanksi sebelumnya dan sudah punya cara mengurangi dampak sanksi tersebut," imbuh Krisna.

Ketika ketegangan antara Iran dan Israel masih terus berlanjut, pemerintah Indonesia juga harus segera mencari cara agar dapat meminimalisir dampak yang bisa dirasakan.

Pemerintah dinilai bisa turut mendorong Israel untuk menahan diri, karena saat ini agresi Israel sudah mendapatkan banyak kritik bahkan dari AS dan sekutunya.

Baca juga: Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Hal itu dinilai bisa jadi membuat Israel tidak melakukan respons yang ekstrem dari serangan Iran yang lalu.

Saat ini, yang bisa dilakukan adalah terus mengutamakan diplomasi. Juga perlu untuk terus koordinasi dengan Bank Indonesia mengingat inflasi minyak, jika terjadi, akan membuat Indonesia membutuhkan lebih banyak dolar untuk mengimpor BBM dan mendorong rupiah makin terdepresiasi terhadap dollar AS, sesuatu yang sudah cukup menyulitkan saat ini.

Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan terhadap Iran sebagai pembalasan atas serangan akhir pekan lalu.

Baca juga: Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Serangan Israel ke Iran tersebut terjadi pada Jumat (18/4/2024) dini hari waktu Timur Tengah. Tidak ada komentar langsung dari Gedung Putih atau Pentagon.

Sementara itu, Iran dilaporkan telah mengaktifkan sistem pertahanan udaranya di beberapa kota.

Kantor berita Iran, IRNA, melaporkan ledakan-ledakan telah terdengar di dekat pusat kota Isfahan. Israel sebelumnya telah memperingatkan akan membalas setelah Iran yang menembakkan ratusan rudal dan pesawat tak berawak ke Israel selama akhir pekan.

Baca juga: Erick Thohir Sebut BUMN Ini yang Bisa Terdampak Konflik Iran-Israel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com