Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Kompas.com - 23/04/2024, 11:41 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dikhawatirkan akan membawa efek domino ke ekonomi Indonesia. Salah satu efek yang perlu diantisipasi adalah adanya kenaikan harga barang elektronik.

Direktur Esekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah dapat mengkerek kenaikan harga barang elektronik di Indonesia. Hal tersebut turut dipengaruhi oleh kenaikan harga emas.

"Emas juga merupakan salah satu komponen chip elektronik," kata dia kepada Kompas.com, ditulis Rabu (23/4/2024).

Baca juga: Tren Pelemahan Rupiah, Bos BCA Sebut Tak Ada Aksi Jual Beli Dollar AS yang Mencolok

Ia menambahkan, ada kemungkinan nilai tukar rupiah terhadapa dollar AS akan terus terdepresiasi mengingat kondisi konflik yang belum menujukkan titik terang. Hal tersebut dikhawatirkan akan mengganggu suplai barang , terutama komoditas minyak.

"Jika suplai barang terbatas, sedang permintaan tetap, maka akan memicu kenaikan harga barang," imbuh dia.

Dengan begitu, dollar AS akan terus meningkat karena permintaannya untuk membayar impor menjadi lebih banyak.

Esther berharap, pembelian dollar AS saat ini disesuaikan dengan kebutuhan impor saja.

Menurut dia, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan menguat, ketika kebutuhan atau suplainya di pasar dapat tercukupi.

"Artinya fundamental ekonomi Indonesia harus kuat didukung cadangan devisa Indonesia," tandas dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pelemahan nilai tukar rupiah masih lebih baik di bandingan mata uang negara lain.

Aaat ini rupiah terdepresiasi 5,16 persen year to date (ytd) atau berada di level Rp 16.235. Sedangkan depresiasi juga dialami mata uang negara lain seperti Dolar Taiwan (5,95 persen), Won Korea Selatan (6,62 persen), Bhat Thailand (7,78 persen), serta Yen Jepang (8,83 persen).

"Jadi Indonesia relatif fundamental cukup bagus," kata dia.

Baca juga: Mengelola Keuangan di Tengah Pelemahan Rupiah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com