Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Kompas.com - 07/05/2024, 05:09 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif beri sinyal bakal melanjutkan kebijakan harga gas murah atau harga gas bumi tertentu (HGBT) untuk industri.

Menurut dia, pemberian insentif harga gas murah bisa mendorong pertumbuhan sektor industri, serta sejalan dengan program pemerintah membangun infrastruktur gas.

"Ini insya Allah akan dilanjutkan. Dan kita juga sedang berupaya membangun lagi infrastruktur gas, supaya memang bisa dimanfaatkan," ujar Arifin di JCC Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).

Baca juga: Menyorot Keberlanjutan Program Gas Murah untuk Industri

Adapun kebijakan HGBT sudah berjalan sejak 2020 dan akan berakhir pada 2024. Insentif harga gas sebesar 6 dollar AS per mmbtu ini diberikan k 7 sektor industri uakni pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.

Arifin mengatakan, harga gas bumi sangat berpengaruh pada beban produksi industri. Maka dari itu, pemberian insentif harga gas murah diharapkan bisa mendukung produksi industri sehingga semakin kompetitif dan berkembang.

Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin ada taktis yang bisa mendorong industri Indonesia lebih berdaya saing dengan negara lainnya.

"Kita harapkan industri terus berkembang. Dengan harga tenaga (gas) itu kan competitiveness (daya saing) juga. Pak Presiden kan harapnya begini, kita harus kompetitif kan. Harus punya rencana taktis yang bisa meningkatkan competitiveness. Itulah salah satu idenya dengan harga gas," jelasnya.

Ia menambahkan, seiring dengan pembangunan infrastruktur gas yang saat ini dilakukan untuk mendukung distribusi gas, maka nantinya bisa dimanfaatkan untuk program jaringan distribusi gas (jargas) rumah tangga.

Dengan demikian, pemanfaatan gas alam melalui jargas tersebut akan mengurangi impor LPG, yang kemudian berdampak pada penghematan devisa negara.

"Jadi nanti juga bisa jadi jargas itu. Jargas itu bisa gantiin impor LPG. Kalau enggak kan, devisa kita abis semua. Sedangkan kita produksi gasnya akan banyak," kata Arifin.

Adapun pembahasan kebijakan perpanjangan harga gas murah sedang dibahas Kementerian ESDM bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Baca juga: Soal Gas Murah buat Industri, Menperin: Selama Perpresnya Masih Ada, Program HGBT Tetap Jalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com