Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Realisasi Serapan Gas Murah ke Industri Pupuk Terus Turun, Kenapa?

Kompas.com - 03/04/2024, 22:14 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi serapan harga gas bumi tertentu (HGBT) atau gas murah pada industri pupuk trennya terus menurun dalam lima tahun terakhir.

"Dalam lima tahun terakhir terdapat kecenderungan penurunan volume realisasi HGBT, walaupun tidak begitu besar," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (3/4/2024).

Pada 2020 realisasi serapan HGBT untuk pupuk sebesar 709 billion british thermal unit per day (BBTUD) atau hanya 84,7 persen dari total volume yang tersedia sebanyak 836,46 BBTUD.

Baca juga: Menyorot Keberlanjutan Program Gas Murah untuk Industri

Lalu pada 2021, realisasinya sempat meningkat menjadi sebesar 738 BBTUD atau 87,5 persen dari total volume yang tersedia mencapai 842,26 BBTUD.

Kemudian pada 2022 realisasi serapan HGBT turun menjadi sebanyak 708 BBTUD atau 82,8 persen dari volume yang tersedia sebesar 855,06 BBTUD.

Serta pada 2023, realisasi HGBT ke industri pupuk hanya sebesar 686,28 BBTUD atau 84,3 persen dari total volume tersedia sebanyak 814,06 BBTUD.

Tutuka mengatakan, tidak optimalnya serapan gas pada industri pupuk disebabkan beberapa hal, salah satunya dipengaruhi pasokan dari sektor hulu migas yang mengalami kendala operasional.

"Ada keterbatasan kemampuan pasokan hulu dan adanya maintenance (pemeliharaan) di sisi hulu migas yang dikelola SKK Migas," ucapnya.

Selain itu, dipengaruhi pula dari sisi industru pupuk itu sendiri yakni adanya perbaikan dan kendala operasi pabrik sehingga membuat serapan pembeli yang kurang optimal.

"Tidak optimalnya serapan volume oleh pengguna gas bumi tertentu khususnya bidang pupuk, antara lain karena mayoritas serapan pembeli yang kurang optimal karena maintenance dan kendala operasional pabrik," jelas Tutuka.

Sebagai informasi, kebijakan HGBT tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2022. Beleid ini mengatur harga gas untuk 7 industri, salah satunya pupuk, sebesar 6 dollar AS per MMBTU.

Kebijakan HGBT tersebut pun sudah dinikmati industri sejak 2020 dan bakal berakhir pada 2024. Saat ini sedang dipertimbangkan oleh pemerintah untuk melanjutkan atau menghentikan kebijakan gas murah tersebut.

Baca juga: Soal Gas Murah buat Industri, Menperin: Selama Perpresnya Masih Ada, Program HGBT Tetap Jalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com