Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

Kompas.com - 16/05/2024, 07:17 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatatkan produksi tuna Indonesia mencapai 1,5 juta ton, dengan nilai ekspor sebesar 927,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 14,8 triliun.

Bahkan Indonesia tercatat juga merupakan penyumbang 19,1 persen dari total pasokan tuna dunia.

Menyoroti hal itu, startup perdagangan hasil laut terintegrasi Aruna menilai kelestarian tuna diharus dijaga.

Co-Founder dan Chief Sustainability Aruna, Utari Octavianty mengatakan, potensi itu perlu diperhatikan, apalagi belum lama ini diperingati Hari Tuna Sedunia, yakni pada 2 Mei 2024 lalu.

“Momen ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya praktik penangkapan tuna yang berkelanjutan,” kata Utari dalam siaran persnya Rabu, (15/5/2024).

Baca juga: Aruna Kampanyekan Penangkapan Ikan Tuna Berkelanjutan

Selama ini, Indonesia mengekspor tuna ke berbagai negara, yakni AS, Italia, Jepang, Vietnam, Australia, dan Singapura. Beragam jenis tuna yang hidup di perairan Indonesia menunjukkan besarnya potensi Tanah Air dalam industri tuna.

Berdasarkan data Aruna, terdapat lima spesies tuna yang menjadi komoditas unggulan Indonesia, yaitu Bigeye Tuna (Tuna Mata Besar), Yellowfin Tuna (Tuna Sirip Kuning), Albacore (Albakora), Skipjack Tuna (Cakalang), dan Southern Bluefin Tuna (Tuna Sirip Biru Selatan).

Untuk itu lanjut Utari, nelayan, dan pelaku usaha didorong untuk bisa membantu dan menjaga populasi tuna. Utari membeberkan, ada tiga cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk menjaga populasi tuna yakni membeli produk tuna dari sumber yang berkelanjutan, mengurangi konsumsi tuna yang terancam punah, dan endukung program pelestarian tuna.

“Juga, jangan lupa bantu berdayakan nelayan dengan secara rutin mengonsumsi protein hewani yang terkandung pada ikan laut,” kata Utari.

Baca juga: Ikan Bilih Danau Singkarak Terancam Punah, KKP Siapkan Aturan Pengelolaannya

 


Sementara itu, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistiyo mengatakan, tuna merupakan salah satu sumber protein hewani terbaik. “Jadi tentu harus berkelanjutan agar bisa dinikmati oleh generasi saat ini dan masa depan,” ujar Budi.

Oleh karena itu, untuk menjaga keberlanjutan sumber daya tuna, praktik penangkapannya harus dilakukan secara bertanggung jawab, alias tidak mengeksploiotasi “Pemantauan populasi tuna secara terus-menerus dilakukan untuk memelihara kelestariannya,” kata Budi.

Menurutnya, peran krusial pemerintah diperlukan melalui kolaborasi dan implementasi kebijakan yang tepat. Contohnya, kerja sama dengan Marine Stewardship Council (MSC) untuk memastikan keberlanjutan tuna dan mengurangi dampak penangkapannya terhadap ekosistem laut.

Indonesia juga aktif terlibat dalam perjanjian perikanan internasional, seperti Indian Ocean Tuna Commission (IOTC), Commission for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT), Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC), dan Inter-American Tropical Tuna Commission (IATTC).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com