NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street ditutup mayoritas hijau pada akhir perdagangan Senin (21/5/2024) waktu setempat atau Selasa pagi WIB. Indeks komposit Nasdaq Komposit melaju ditopang oleh saham Nvidia dan saham teknologi lainnya.
Sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami penurunan, setelah saham JPMorgan Chase anjlok 4,5 persen.
Indeks Nasdaq ditutup naik 0,65 persen ke posisi 16.794,87. Indeks saham teknologi ini mencapai level tertinggi intraday sepanjang masa. S&P 500 juga naik tipis 0,09 persen menjadi 5.308,13. Sementara DJIA turun 196,82 poin atau 0,49 persen, menjadi 39.806,77.
Baca juga: Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto
Penurunan saham JPMorgan terjadi karena CEO Jamie Dimon memberi isyarat pada pertemuan investasi tahunan bank, bahwa masa pensiunnya mungkin lebih cepat dari yang dinyatakan sebelumnya.
Dimon juga mengatakan JPMorgan tidak akan melakukan buyback saham saat ini. Adapun saham JPMorgan telah naik sekitar 15 persen year to date.
Saham-saham kecerdasan buatan mencuri perhatian minggu ini. Investor akan mencermati hasil fiskal kuartal pertama Nvidia yang akan dirilis pada Rabu sore untuk mengukur kekuatan reli pasar yang didorong oleh AI.
Saham Nvidia pada hari Senin naik lebih dari 2 persen karena beberapa analis menyoroti posisi pasar perusahaan.
Beberapa analis Wall Street menaikkan target harga perusahaan produsen chip tersebut menjelang laporan pendapatannya, dan memperkirakan saham tersebut bisa naik sebanyak 30 persen dari level saat ini.
Sebagai informasi, saham Nvidia naik 91,4 persen pada 2024, dan 203,2 persen dalam 12 bulan terakhir.
Kapitalisasi pasar Nvidia kini menjadi yang terbesar ketiga di S&P 500 dengan nilai 2,3 triliun dollar AS. Investor juga memperkirakan pendapatan Nvidia naik sebesar 8 persen.
S&P 500 membukukan kenaikan beruntun selama empat minggu karena mencatat rekor tertinggi. Dow juga naik selama lima minggu berturut-turut.
Ahli strategi UBS Vincent Heaney mengatakan, reli pasar dinilai memiliki lebih banyak ruang untuk pertumbuhan dari level tertinggi sepanjang masa.
“Meskipun risiko ekonomi dan geopolitik masih ada, kami pikir pertumbuhan ekonomi, pendapatan yang solid, prospek suku bunga yang lebih rendah, dan peningkatan investasi pada AI akan mendukung ekuitas untuk sisa tahun ini,” kata Heaney.
Baca juga: Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.