Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga 2040, Kebutuhan Gas untuk Pembangkit Listrik Diproyeksi Terus Meningkat

Kompas.com - 23/05/2024, 15:42 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Total kebutuhan gas untuk pembangkit listrik saat ini hingga tahun 2040 mendatang akan terus bertumbuh seiring naiknya konsumsi listrik di masa transisi energi.

Hal ini dikarenakan pembangkit gas merupakan energi transisi yang lebih rendah emisi untuk menyongsong target Net Zero Emission (NZE) 2050.

Oleh sebab itu, Subholding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) sebagai
salah satu offtaker produksi gas alam nasional mendukung penuh Langkah Pemerintah serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Gas untuk bisa meningkatkan produksi gas.

"PLN saat ini mempunyai skema Accelerated Renewable Development dimana kebutuhan gas untuk pembangkit menjadi salah satu backbone kelistrikan di masa transisi ini," kata Direktur Gas dan BBM PLN EPI Rakhmad Dewanto dalam acara The 48th Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition (IPA Convex 2024).

"Kami PLN EPI, sangat mendukung dan siap menjadi offtaker untuk pengembangan lapangan migas Indonesia," lanjutnya.

Baca juga: SKK Migas Sebut Transisi Energi Akan Tempatkan Peranan Gas Jadi Makin Strategis

Rakhmad merinci pada tahun 2024 ini saja misalnya, kebutuhan gas pembangkit mencapai 1.213 MMBTU. Sedangkan tahun depan pada 2025 bisa mencapai 1.706 MMBTU jika adanya pertumbuhan konsumsi listrik yang signifikan.

Tahun 2024 ini, setidaknya PLN EPI telah memetakan potensi sumber gas seperti 532 MMSCFD dari gas pipa terkontrak, 488 MMSCFD gas pipa yang potensial untuk diserap. Sedangkan untuk LNG, 115 BBTUD yang berasal dari Bontang.

Menurut dia meningkatnya kebutuhan gas untuk LNG memang hampir dipastikan akan terjadi. Selain karena ada penurunan dari sisi hulu, ke depan pembangkit listrik yang membutuhkan gas juga bertambah dengan adanya program gasifikasi pembangkit listrik.

Dengan demikian, agresifitas PLN mencari alokasi gas memang wajar lantaran dalam proyeksi yang disusun PLN ada peningkatan kebutuhan LNG di tahun mendatang.

"Tahun ini saja porsi penggunaan LNG dari keseluruhan penyerapan gas PLN mencapai 53 persen dan akan terus meningkat hingga 68 persen pada tahun 2030," lanjutnya.

Baca juga: SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Peran strategis gas bumi

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan bahwa transisi energi akan menempatkan peranan gas lebih strategis dan konsumsi gas ke depannya akan meningkat. Saat ini, pemanfaatan gas sangat meluas, mulai dari rumah tangga, bermacam-macam industri hingga transportasi.

Untuk itu, SKK Migas mengharapkan keterlibatan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pelaku industri midstream dan hilir. Sebab, tren meningkatnya produksi gas akan terus berlanjut di masa yang akan datang, sehingga dibutuhkan infrastruktur jaringan gas yang handal dan pasar yang memadai.

"Ini agar, seiring meningkatnya produksi gas dimasa yang akan datang, maka infrastruktur gas harus sudah disiapkan, agar ketika proyek hulu migas sudah selesai, maka industri pengguna gas dapat terhubung ke sumber gas di hulu," ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro, Jumat (10/5/2024).

SKK Migas mencatat realisasi lifting atau salur gas per Maret 2024 mencapai 5.367,7 billion british thermal unit per day (BBTUD). Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.109,6 BBTUD atau 77 persen dialokasikan untuk pasar domestik, dan sisanya sebanyak 1.258,1 BBTUD atau 23 persen diekspor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com