Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Subsidi Listrik 2025 Diprediksi Rp 88 Triliun, Naik Rp 15 Triliun

Kompas.com - 04/06/2024, 06:09 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi kebutuhan anggaran subsidi listrik di 2025 bisa mencapai Rp 88,36 triliun. Nilai itu naik Rp 15,12 triliun dari alokasi subsidi listrik di 2024.

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, penghitungan anggaran subsidi listrik berdasarkan asumsi makro yang ditetapkan dalam APBN, mencakup kurs, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP), inflasi, harga bahan bakar, penjualan, hingga susut jaringan.

Maka berdasarkan penghitungan, subsidi listrik 2025 diperkirakan berkisar Rp 83,02 triliun-Rp 88,36 triliun. Lebih tinggi dari alokasi subsidi listrik tahun ini yang ditetapkan dalam APBN 2024 sebesar Rp 73,24 triliun.

Baca juga: Subsidi Listrik 2025 Ditarget Sasar 42 Juta Pelanggan, Anggaran Rp 83 Triliun

"Usulan kebutuhan subsidi listrik sesuai dengan RAPBN 2025 lebih tinggi dibandingkan APBN 2024, yang antara lain disebabkan oleh kenaikan asumsi makro, penjualan, persentase BBM, dan harga bakan bakar," ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Senin (3/5/2024).

Jisman menuturkan biaya pokok produksi (BPP) tenaga listrik yang dihasilkan PLN cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal itu seiring dengan tren kenaikan kurs, ICP, biaya bahan bakar, serta pembelian tenaga listrik dari swasta atau IPP.

Meski begitu, kata dia, pemerintah terus berupaya untuk mengendalikan besaran anggaran subsidi listrik dengan menerapkan subsidi tepat sasaran dan pengendalian BPP tenaga listrik.

"Pengendalian BPP ini melalui pengaturan specific fuel consumption (SFC), susut jaringan, penerapan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT), dan domestic market obligation (DMO)," kata Jisman.

Adapun dalam rencana subsidi listrik 2025 menyasar Rp 42,08 juta pelanggan. Terdiri pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA, yang sekaligus menjadi porsi terbesar mencapai 35,22 juta pelanggan.

Sisanya terdiri dari pelanggan industri kecil seperti percetakan dan gudang, bisnis kecil seperti pabrik garam dan kopi, pemerintah seperti kantor kepala desa, sosial seperti rumah sakit, rumah ibadah, panti asuhan, serta traksi seperti KRL.

Baca juga: Moeldoko Akan Sarankan ke Jokowi untuk Berikan Subsidi Listrik ke Petani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com