BANK Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Mempertahankan stabilitas nilai Rupiah adalah tujuan pokok dari kebijakan moneter yang diterapkan Bank Indonesia.
Kestabilan nilai Rupiah, yang mencakup menjaga inflasi pada tingkat rendah dan stabil, serta menjaga nilai tukar Rupiah yang seimbang, menjadi kunci bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
BI telah menjalankan kerangka kebijakan moneter yang dikenal dengan sebutan Inflation Targeting Framework (ITF) sejak 1 Juli 2005.
Selama periode ini, BI terus meningkatkan kebijakan moneter guna memperkuat efektivitasnya.
Kebijakan moneter BI yang proaktif dan berorientasi masa depan, bersama dengan kerja sama erat dalam pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, telah memberikan dampak positif dalam menurunkan tingkat inflasi.
Terjadi penurunan inflasi dari 0,74 persen pada Maret 2024 menjadi 0,59 persen pada April 2024, lalu berlanjut menjadi 0,43 persen pada Mei 2024.
Selain menjaga stabilitas harga, BI juga mengembangkan pertumbuhan kredit serta pembiayaan inklusif dan berkelanjutan dapat terjaga.
BI memperhatikan risiko yang muncul dari hubungan makroekonomi dengan sistem keuangan dan target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 yaitu 4,7-5,5 persen.
Untuk mengatasi hal ini, BI merumuskan kebijakan makroprudensial yang bertujuan menjaga stabilitas sistem keuangan.
Dengan diperkenalkannya kebijakan makroprudensial, BI mengintegrasikan berbagai kebijakan dalam apa yang mereka sebut sebagai "Bauran Kebijakan Bank Indonesia."
Bank Indonesia melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif di 2024 meliputi mendorong pertumbuhan kredit, menjaga ketahanan sistem keuangan dan mendorong keuangan inklusif dan hijau.
Bank Indonesia (BI) terus memperkuat bauran kebijakan dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan.
Pendekatan yang diambil oleh BI adalah mengutamakan stabilitas melalui kebijakan moneter, disertai mendorong pertumbuhan melalui berbagai langkah, seperti kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, meningkatkan kedalaman pasar keuangan, dan melaksanakan program ekonomi-keuangan yang bersifat inklusif dan berkelanjutan.
Kebijakan moneter akan tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas (pro-stability), sedangkan kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta program ekonomi-keuangan inklusif dan hijau terus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan (pro-growth).
BI juga memberlakukan peningkatan insentif kebijakan makroprudensial untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan. Pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja korporasi dan RT.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya