Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reformasi Subsidi BBM, Malaysia Naikkan Harga Solar

Kompas.com - 10/06/2024, 15:40 WIB
Filipi Jhonatan Partogi Situmorang,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

KUALALUMPUR, KOMPAS.com - Malaysia sedang mengalami perubahan besar dalam kebijakan subsidi bahan bakar solar.

Dikutip dari Channel News Asia, Mulai 10 Juni 2024, harga eceran solar di seluruh stasiun bensin di Semenanjung Malaysia akan naik sekitar 50 persen, menjadi RM3,35 atau Rp 11.565 per liter.

Kebijakan baru ini merupakan bagian dari langkah pemerintah untuk mengurangi subsidi menyeluruh dan mengalihkan fokus ke subsidi yang lebih tepat sasaran, yang terutama akan membantu kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.

Baca juga: Pemerintah Pertimbangkan Subsidi Solar pada 2025 Naik Capai Rp 3.000 Per Liter

Langkah ini diambil setelah melihat beban subsidi yang semakin berat dalam beberapa tahun terakhir.

Subsidi BBM diesel Malaysia telah meningkat 10 kali lipat, dari Rp 4,8 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 49,37 triliun pada tahun 2023, di tengah melonjaknya harga komoditas global.

Menurut Kementerian Keuangan Malaysia, pengurangan subsidi solar diharapkan dapat menghemat sekitar Rp 13,81 triliun setiap tahun. Dana yang dihemat ini akan dialihkan untuk membantu kelompok berpenghasilan rendah.

Harga akan tetap lebih rendah di negara bagian dan wilayah Malaysia di Borneo, serta untuk kendaraan logistik yang memenuhi syarat di bawah sistem kontrol solar bersubsidi pemerintah.

Harga solar di Malaysia bervariasi tergantung pada sektor penggunaannya.

Untuk mengurangi dampak negatif dari kenaikan harga ini, pemerintah akan memberikan bantuan tunai kepada pemilik kendaraan diesel yang memenuhi syarat, serta petani kecil dan petani komoditas.

Langkah ini diharapkan dapat membantu mereka menghadapi kenaikan biaya bahan bakar.

Meski subsidi dipotong, harga solar di Malaysia tetap yang terendah di Asia Tenggara, membuatnya rentan terhadap penyelundupan ke negara tetangga seperti Singapura, Indonesia, dan Thailand.

Menteri Keuangan Kedua Malaysia, Amir Hamzah Azizan, menyatakan bahwa penetapan harga tetap dan pelaksanaan subsidi yang lebih tepat sasaran akan membantu mengatasi masalah ini.

“Kami ingin menghentikan kebocoran yang telah mengakibatkan kerugian bagi rakyat dan negara. Setiap tahun, kami menderita kerugian besar dan ini dapat menghambat kemakmuran yang pantas kami dapatkan. Ini adalah keputusan pemerintah untuk memperkuat posisi keuangan jangka panjang negara,” tutur Amir Hamzah.

Untuk menjaga stabilitas harga, pemerintah akan mengumumkan harga solar setiap minggu sesuai dengan praktik saat ini dari Kementerian Keuangan.

Baca juga: Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com