Belva termasuk anak Indonesia yang beruntung, bisa mengecap pendidikan hingga meraih gelar magister di dua universitas ternama sekaligus yakni Harvard University dan Stanford University, Amerika Serikat.
Namun dia menyadari, banyak anak-anak Indonesia yang punya potensi besar, namun tak punya banyak kesempatan untuk berkembang. Kualitas pendidikan yang rendah jadi faktor utamanya.
Bahkan pendidikan di kota besar seperti Jakarta saja, jauh tertinggal dengan pendidikan di negara-negara maju.
"Salah satu Professor dari Harvard University, dia bikin artikel menghitung level pendidikan anak-anak Jakarta itu dimana lalu dibandingkan negara maju," ujarnya saat menjadi pembicara dalam acara DBS Asian Insight Conference, pekan lalu.
"Ternyata untuk mengejar ketertinggalan butuh waktu 128 tahun. Luar biasa tertinggal," sambung pemuda 28 tahun itu.
Padahal Indonesia tak hanya Jakarta. Banyak daerah lain yang kualitas pendidikannya jauh tertinggal dari Jakarta.
Penyebabnya, tentu saja mulai dari infrastruktur sekolah yang memadai, kurangnya guru yang berkualitas, hingga minimnya buku bacaan.
Bagi Belva, masalah pendidikan adalah masalah besar bangsa yang harus dicarikan jalan keluarnya.
Sampai pada satu hari, dia mencoba untuk mengaplikasikan penggunanan teknologi untuk sarana belajar dan mengajar.
Tentu saja ide tak datang dari langit, tetapi hasil dari proses diskusi yang tak sebentar.
"Kita bisa tahu cara memecahkan suatu masalah setelah kita coba dan dapat feedback-nya, terus sembari kita ngobrol di warung-warung, dengan siswa, kepala sekolah, hingga Kemendikbud," kata dia.
Sampai akhirnya, Belva bersama rekannya, Muhammad Iman Usman mendirikan Ruangguru, perusahaan startup di bidang pendidikan dan teknologi pada 2014.
Melalui aplikasi Ruangguru, anak-anak Indonesia bisa mendapatkan materi ajar melalui layar komputer atau gadget-nya.
Ruangguru menjamin materi ajar yang diberikan berkualitas karena menghadirkan guru-guru yang juga berkualitas.
Tak disangka, Ruangguru berkembang begitu pesat hanya dalam 5 tahun. Kini tercatat ada 11 juta siswa dan 1.000 guru yang sudah bergabung dengan Ruangguru.
Bahkan Ruangguru sudah bekerjasama dengan 308 kabupaten atau kota di Indonesia sehingga aplikasi Ruangguru bisa digunakan di sekolah-sekolah.
"Jadi guru-guru yang berkualitas ini bisa dilihat tidak hanya di kota-kota besar saja. Lewat aplikasi, kita bisa latihan soal, lihat rangkuman di aplikasi, dan tentu bisa kenal teman-teman baru di aplikasi itu juga," ucapnya.
Belva percaya, teknologi adalah salah satu jawaban dari persoalan pendidikan di Indonesia. Ia juga percaya, teknologi akan membuat anak-anak Indonesia lebih cepat mengejar ketertinggalannya dari anak-anak di negara lain.
https://money.kompas.com/read/2019/02/04/093200026/cerita-ceo-ruangguru-mengejar-128-tahun-ketertinggalan-pendidikan