Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Maksimalkan Potensi, Petani Olah Cabai Jadi Sambal Berkualitas Ekspor

Salah satu anggota poktan, Ninik mengaku optimis dengan inovasi yang dilakukan oleh rekan-rekannya. Sebab, produk yang dinamakan sambal Bledek ini semakin hari semakin berkembang dan mudah diterima oleh masyarakat luas.

Terlebih di tengah kondisi harga cabai yang tak menentu, hadirnya sambal Bledek mampu menjadi alternatif masyarakat agar tetap merasakan rasa pedas di mana pun dan kapan pun.

"Sambal kemasan ini juga mudah dibawa dan tahan lama dengan bermacam variasi rasa. Saat ini penjualan sambal Bledek per bulan baru mencapai 1.000-1.300 botol dengan omzet berkisar Rp 21-25 juta," kata Ninik sesuai dengan informasi yang Kompas.com terima, Selasa (5/3/2019).

Mengenai hal itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Yasid Taufik, menyambut baik dan mendukung secara penuh karena menjadi solusi dalam mengantisipasi fluktuasi harga.

"Tentu kami harus mendukung teman-teman poktan tersebut karena mengolah cabai menjadi sambal, pasta, dan cabai kering siap konsumsi. Ini merupakan solusi mencegah fluktuasi harga," ucap Yasid.

Kegembiraan Yasid makin tak terbendung saat mengetahui sambal Bledek mampu di ekspor ke berbagai negara, seperti Australia, Malaysia, Taiwan, Hongkong, Jepang, Korea, Vietnam, Saudi Arabia dan Turki.

"Sambal Bledek memang meledak. Bahkan sampai dikirim ke luar negeri. Sambal ini memiliki tiga varian rasa yaitu rasa original, rasa ikan peda dan rasa ikan teri medan," ucap Yasid.

Selain varian rasa, lanjut Yasid, sambal ini memiliki pula konsep kekinian, yakni tiga tingkat kepedasan untuk setiap rasa.

"Masing-masing untuk level 5 yang memiliki tingkat kepedasan paling rendah, level 10 untuk tingkat kepedasan medium dan level 15 untuk tingkat kepedasan paling tinggi," lanjut Yasid.

Sebagai informasi, sambel Bledek olahan poktan di Grobogan tersebut berbahan dasar cabai kering yang dipadukan dengan bawang merah, bawang putih, terasi dan sebagainya," katanya.

Meski sambal Bledek tidak menggunakan bahan pengawet atau kandungan zat lain, hebatnya masyarakat tak perlu khawatir karena kekuatan olahan mampu bertahan sampai enam bulan.

Lebih dari itu, sambal ini pun sudah memiliki kekuatan hukum yang sudah dipatenkan melalui label dan sertifikat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan.

"Kemudian pengolahan ini didukung pula dengan bantuan dari Direktorat Jenderal Hortikultura berupa oven, blender besar, spiner, etalase untuk memajang dagangannya dan penggorengan komplit. Sarana ini diharapkan menunjang proses produksi karena permintaan juga semakin besar," ujar Yasid.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Edhie Sudaryanto menambahkan, pengolahan cabai di wilayah Grobogan sangat potensial karena didukung oleh pemerintah daerah melalui promosi dan pemasaran.

"Dengan adanya pelaku usaha pengolahan cabai diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan daya saing bagi petani pengolah. Selain itu, bantuan alat pengolahan juga diharapkan menjadi stimulan bagi petani untuk lebih menggiatkan pengolahan cabai," pungkasnya.


https://money.kompas.com/read/2019/03/05/123000326/maksimalkan-potensi-petani-olah-cabai-jadi-sambal-berkualitas-ekspor-

Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke