Namun, realita yang terjadi sering kali banyak orang yang meminjam uang dalam keadaan darurat. Padahal ini keliru atau kurang tepat. Apa alasannya?
Bisa Berpikir Jernih
"Pinjaman yang bagus justru pada saat kondisi tidak kepepet (darurat), karena perhitungan dan pertimbangan kita akan lebih jernih dibandingkan dalam kondisi kepepet," kata Ahmad belum lama ini.
Menurut Ahmad, kebiasaan meminjam pada kondisi darurat itu, banyak dilakukan kalangan yang belum pernah mengakses kredit pinjaman. Sehingga, ketika mendapat sebuah kesempatan akan dilakukan tanpa pertimbangan dan dasar yang kuat. Ini jadi kesalahan.
Perencanaan yang matang
Seseorang ketika memutuskan untuk meminjam dana ke bank atau intstitusi lainnya harus dilatari perencanaan matang.
"Kebutuhan penggunaan dana, jangka waktu, bunga, dan cicilan," sebut dia.
Selama ini banyak orang yang pinjam uang ke institusi keuangan hanya karena 'bisa' atau punya kesempatan untuk meminjam. Tanpa perlu tahu pinjamannya untuk apa. Mumpung ada kesempatan, ambil aja dulu.
Hal lain yang patut diperhatikan calon peminjam ialah soal kemampuan membayar dana yang dipinjam. Sebab, jika tidak mampu mengembalikannya akan jadi beban dan masalah serius.
"Yang jelas adalah kemampuan bayarnya lagi. Apapun skemanya, semurah apapun bunganya, kalau enggak siap bayar lagi tentu akan jadi masalah. Pada prinsipnya semakin mudah syarat pinjaman maka akan semakin mahal juga biayanya, dan sebaliknya," tandasnya.
https://money.kompas.com/read/2019/03/13/073000326/ternyata-lebih-baik-pinjam-uang-tidak-dalam-keadaan-kepepet